Sip, kali ini saya mau menceritakan pengalaman bareng teman-teman ketika melakukan pendakian ke Gunung Semeru dengan ketinggian 3676 mdpl. Udah beberapa tahun berlalu jadi ingatan mulai agak-agak berkarat, mohon maklum ya kalau ada loncat-loncat ceritanya ^^
Day 1
Rencana pagi ini kami bertujuh berangkat ke Surabaya dengan menggunakan pesawat jam 05.00 pagi. Namun sungguh tak disangka, gara-gara menunggu dua teman kami yang belum datang ke bandara, akhirnya kami bertujuh ketinggalan flight. Suwe! Padahal saat itu masih setengah jam sebelum keberangkatan, tapi gerbang sudah ditutup. Arrgghh..!!!! Emosi jiwa. Peserta semua kesalnya bukan main saat itu. Tapi yasudah, nasi sudah menjadi bubur, mau dikata apa. Anggap aja nyumbang bandara.
Setelah waktu dirasa sudah cukup, kami pun segera hunting pesawat terdekat tentu saja dengan mengeluarkan duit ekstra. Hikss.... Oh iya, sekedar tips buat teman-teman yang pergi menggunakan pesawat, kalau bisa sarapan dulu di rumah karena harga makanan di terminal 1 harganya kejammm.. Nasi dengan telor dan tempe harganya IDR 40.000. Gilaakk....
|
Tiba di Surabaya |
Tapi puji Tuhan kita semua bisa mendarat dengan selamat sampai di Surabaya. Kami bersyukur juga ada teman kami di Surabaya yang sudah siap menjemput dan mengantarkan kami sampai Sidoarjo. Karena namanya anak-anak kota sekali pergi merantau ke tempat yang agak jauh mulai berasa kaya anak hilang.
|
Stasiun Sidoarjo |
Setelah tiba di Sidoarjo kami carter mobil yang membawa kami ke Malang. Setibanya di Malang jangan lupa mencicipi makanan khas di sana, BASO MALANG. hahaa.... sedappp.
Dari sana kami berhenti di pasar pertigaan untuk membeli logistik untuk pendakian. Sekaligus kami melakukan cek kesehatan di klinik di sana sebagai persyaratan untuk melakukan pendakian. Malam itu juga kami berangkat naik jeep menuju Ranupani.
|
Tiba di Ranupani |
Day 2
Subuh itu dinginnya sungguh luar biasa. Apalagi yang berdiri di belakang jeep dan terkena angin malam yang menusuk. Bahkan jempol pun sampai beku dan sulit untuk menyalakan korek api. Berhubung saat itu bulan Agustus dan sedang puncak musim dingin di Semeru. Dinginnya endesss....
Malam ini kami menginap di rumah penduduk, semoga istirahat beberapa jam dapat memulihkan stamina kami yang terbuang selama perjalanan.
Pagi harinya kami bersiap-siap melakukan registrasi dan membereskan semua persyaratan administasi sebelum melakukan pendakian.
|
Ranupani |
Setelah selesai dan sarapan, kami pun bersiap melakukan perjalanan.
|
Gerbang Awal Pendakian |
Perjalanan di awal pendakian terasa sangat berat karena badan masih belum adaptasi dan belum terbiasa. Akhirnya setelah 15 menit berjalan, ada satu peserta yang tumbang. Biasa pendaki pemula yang baru perdana pasti akan kaget fisiknya, kuliat muka pucat, bibir keunguan, keringat dingin, jantung berdetak keras, mual, pusing. Itu berarti tanda-tanda harus istirahat.
|
Setelah Pos 1 |
Sebenarnya fisik saya sendiri agak kurang, tapi berhubung ada yang lebih lemah dari saya, saya jadi termotivasi untuk tidak menyerah. Jadi terkadang bagus juga ada peserta yang lemah dalam rombongan, jadi membantu memotivasi diri, "Dia aja kuat masa gua engga.." hahahaa....
Setelah 4-5 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di danau Ranukumbolo. Ternyata seperti yang dikatakan orang-orang, Pemandangannya endesss....
|
Danau Ranukumbolo |
|
Danau Ranukumbolo |
|
Bersama di Danau Ranukumbolo |
Dan kami memutuskan untuk bermalam di sini.
Day 3
|
Tanjakan Cinta |
Gelaa.... dinginnyaa kejamm... Meski sudah menggunakan jaket, celana, kaos kaki double tetap saja dinginnya tak tertahankan. Di saat-saat seperti ini saya sungguh merindukan panasnya matahari. Sip, setelah sarapan dan merapihkan tenda, kami melanjutkan perjalanan.
|
Perjalanan Menuju Kalimati |
|
Menuju Kalimati |
|
Padang Lavender |
Pemandangannya sungguh menakjubkan, mulai dari tanjakan cinta, padang lavender sampai di Kalimati. Kami sungguh menikmati perjalanan ini. Dan tenda pun kami dirikan untuk beristirahat supaya subuh nanti kami siap untuk summit. Agak sulit mendirikan tenda di Kalimati karena angin kencang, hingga menerbangkan tenda kami. Saking kencangnya bahkan suara anginnya seperti gemuruh supporter stadion bola.
Day 4
Jam 1 pagi kami bangun dan berdoa terlebih dahulu kemudian bersiap-siap untuk summit. Ternyata perjalanan dari Kalimati sampai batas vegetasi sungguh sudah membuat kami kepayahan ditambah dengan debu-debu yang membuat kami sulit untuk bernafas. Salah seorang teman kami mengatakan bahwa pendakian baru dimulai dari batas vegetasi, bagi yang tidak kuat silahkan mengundurkan diri dari sekarang. Dalam hati saya, "Hah, gila! Daritadi emang ngapain aja gua kalo pendakian baru dimulai sekarang..." Jadi semua kata-kata dalam film 5 Cm yang lebih banyak kaki untuk melangkah lebih banyak tangan bla..bla.. semua baru dimulai sekarang.
Karena sudah kepalang tanggung kami pun tetap nekad. Dan sungguh luar biasa medan pasir ini. Karena pertama kali saya menghadapi medan pasir semacam ini, terus terang saya langsung putus asa. Mental belum siap. Maju selangkah mundur dua langkah. Saya sampai tengkurap macam spiderman. Habis napas, habis tenaga. Ketika saya menengok ke samping, ada nenek-nenek bule yang tetap melangkah dengan ringan menggunakan tongkatnya melewati saya. Sialan, dalam hati saya berkata. Langsung saya bangkit lagi dan terus berjalan.
Banyaknya peserta yang mendaki juga membuat kami kepayahan karena harus mengantri dan menghindari batu-batu yang berjatuhan.
|
Kalimati |
Satu persatu peserta mulai tumbang, akhirnya dari 7 orang, hanya 3 yang berhasil naik sampai puncak. Dari 7, satu gugur dan terpaksa ditemani lagi sampai Kalimati karena kondisi fisik yang sudah payah. Sisanya rombongan terpisah menjadi 2, tiga-tiga. Tiga berhasil tiba di puncak, dan tiga tidak berhasil sampai puncak. Yang lucu adalah kedua rombongan bertemu kembali ketika rombongan pertama sudah turun dari puncak. Mereka berkata bahwa puncak sudah dekat. Kemudian kami bertiga yang masih mendaki mulai berunding. (Saya sendiri sudah tidak berminat muncak, maunya turun saja). Saya mulai angkat bicara, "Kita punya dua pilihan nih sekarang, kalau mau muncak agak bahaya karena sudah mau jam 10, asap belerang sebentar lagi keluar, kemudian persediaan air kita sudah habis, atau kita mau turun saja bareng sama rombongan pertama?" Teman saya Oca berkata, "Gua sih mau muncak selama ada yang temenin." Teman saya yang bersedih dan menangis karena merasa tidak akan muncak menimpali, "Gua sih mau muncak, kalo lu mau turun turun aja Dra, gua tetap muncak." Sialan dalam hati, berani menyepelekan gua. "Sini tongkatnya" Akhirnya kami bertiga semakin semangat mendaki. Tapi sayangnya kami tidak mencapai puncak, namun sudah sampai di bebatuan. Alasannya karena sudah jam 10 dan asap belerangnya sudah keluar. Kami lebih memilih turun dan menyelamatkan diri daripada keracunan asap belerang dan tewas di atas.
|
Puncak Gn. Semeru |
Sayang sekali, padahal sedikit lagi sampai puncak. Begitulah kehidupan, terkadang kita sering merasa sedikit lagi sampai puncak tapi kenyataannya masih jauh. Maka dari itu kesetiaan dan ketekunan adalah nilai yang harus diperlihara dalam sanubari dalam situasi apapun. Pantang Menyerah!
Setiba di Kalimati kami beristirahat sejenak dan setelah itu langsung gas pol sampai Ranupani lagi. Sempat juga merayakan hari ulang tahun saya di Kalimati. (silahkan lihat cuplikan episodenya di bagi 1). Ternyata menjelang 17 Agustus, Semeru kebanjiran pendaki hingga terasa bagai pasar malam di Danau Ranukumbolo.
|
Turun Gunung |
Peristiwa lain lagi yang bikin kesel tapi ketawa ngakak akhirnya adalah kepulangan kita. Jadi kita sudah memesan tiket penerbangan jauh-jauh hari untuk pulang. Ternyata ketika saya mau tuker tiketnya, rute yang dibeli adalah rute Jakarta-Surabaya, padahal jelas-jelas kita ada di Surabaya. hahahaa.... Gilaaa... Udah kita buru-buru turun gunung untuk sampai bandara ternyata salah beli tiket. Alhasil, semua muka pada bete dan ngakak sendiri. Jadilah kita hunting tiket lagi untuk pulang ke Jakarta. Lagi-lagi nyumbang airlines.
Demikian kisah singkat perjalanan saya ke Semeru, nantikan kisah-kisah selanjutnya masih di thejunglesurvival.blogspot.co.id
Beberapa kumpulan Video:
Thank you
Comments
Post a Comment