Skip to main content

Pendakian Gunung Semeru (2)

Sip, kali ini saya mau menceritakan pengalaman bareng teman-teman ketika melakukan pendakian ke Gunung Semeru dengan ketinggian 3676 mdpl. Udah beberapa tahun berlalu jadi ingatan mulai agak-agak berkarat, mohon maklum ya kalau ada loncat-loncat ceritanya ^^

Day 1
Rencana pagi ini kami bertujuh berangkat ke Surabaya dengan menggunakan pesawat jam 05.00 pagi. Namun sungguh tak disangka, gara-gara menunggu dua teman kami yang belum datang ke bandara, akhirnya kami bertujuh ketinggalan flight. Suwe! Padahal saat itu masih setengah jam sebelum keberangkatan, tapi gerbang sudah ditutup. Arrgghh..!!!! Emosi jiwa. Peserta semua kesalnya bukan main saat itu. Tapi yasudah, nasi sudah menjadi bubur, mau dikata apa. Anggap aja nyumbang bandara.
Setelah waktu dirasa sudah cukup, kami pun segera hunting pesawat terdekat tentu saja dengan mengeluarkan duit ekstra. Hikss.... Oh iya, sekedar tips buat teman-teman yang pergi menggunakan pesawat, kalau bisa sarapan dulu di rumah karena harga makanan di terminal 1 harganya kejammm.. Nasi dengan telor dan tempe harganya IDR 40.000. Gilaakk....

Tiba di Surabaya

Tapi puji Tuhan kita semua bisa mendarat dengan selamat sampai di Surabaya. Kami bersyukur juga ada teman kami di Surabaya yang sudah siap menjemput dan mengantarkan kami sampai Sidoarjo. Karena namanya anak-anak kota sekali pergi merantau ke tempat yang agak jauh mulai berasa kaya anak hilang. 

Stasiun Sidoarjo

Setelah tiba di Sidoarjo kami carter mobil yang membawa kami ke Malang. Setibanya di Malang jangan lupa mencicipi makanan khas di sana, BASO MALANG. hahaa.... sedappp.
Dari sana kami berhenti di pasar pertigaan untuk membeli logistik untuk pendakian. Sekaligus kami melakukan cek kesehatan di klinik di sana sebagai persyaratan untuk melakukan pendakian. Malam itu juga kami berangkat naik jeep menuju Ranupani.

Tiba di Ranupani

Day 2
Subuh itu dinginnya sungguh luar biasa. Apalagi yang berdiri di belakang jeep dan terkena angin malam yang menusuk. Bahkan jempol pun sampai beku dan sulit untuk menyalakan korek api. Berhubung saat itu bulan Agustus dan sedang puncak musim dingin di Semeru. Dinginnya endesss....
Malam ini kami menginap di rumah penduduk, semoga istirahat beberapa jam dapat memulihkan stamina kami yang terbuang selama perjalanan.
Pagi harinya kami bersiap-siap melakukan registrasi dan membereskan semua persyaratan administasi sebelum melakukan pendakian.


Ranupani
Setelah selesai dan sarapan, kami pun bersiap melakukan perjalanan.

Gerbang Awal Pendakian

Perjalanan di awal pendakian terasa sangat berat karena badan masih belum adaptasi dan belum terbiasa. Akhirnya setelah 15 menit berjalan, ada satu peserta yang tumbang. Biasa pendaki pemula yang baru perdana pasti akan kaget fisiknya, kuliat muka pucat, bibir keunguan, keringat dingin, jantung berdetak keras, mual, pusing. Itu berarti tanda-tanda harus istirahat. 

Setelah Pos 1
Sebenarnya fisik saya sendiri agak kurang, tapi berhubung ada yang lebih lemah dari saya, saya jadi termotivasi untuk tidak menyerah. Jadi terkadang bagus juga ada peserta yang lemah dalam rombongan, jadi membantu memotivasi diri, "Dia aja kuat masa gua engga.." hahahaa....

Setelah 4-5 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di danau Ranukumbolo. Ternyata seperti yang dikatakan orang-orang, Pemandangannya endesss....


Danau Ranukumbolo
Danau Ranukumbolo


Bersama di Danau Ranukumbolo


Dan kami memutuskan untuk bermalam di sini.

Day 3
Tanjakan Cinta
Gelaa.... dinginnyaa kejamm... Meski sudah menggunakan jaket, celana, kaos kaki double tetap saja dinginnya tak tertahankan. Di saat-saat seperti ini saya sungguh merindukan panasnya matahari. Sip, setelah sarapan dan merapihkan tenda, kami melanjutkan perjalanan.

Perjalanan Menuju Kalimati


Menuju Kalimati


Padang Lavender

Pemandangannya sungguh menakjubkan, mulai dari tanjakan cinta, padang lavender sampai di Kalimati. Kami sungguh menikmati perjalanan ini. Dan tenda pun kami dirikan untuk beristirahat supaya subuh nanti kami siap untuk summit. Agak sulit mendirikan tenda di Kalimati karena angin kencang, hingga menerbangkan tenda kami. Saking kencangnya bahkan suara anginnya seperti gemuruh supporter stadion bola.

Day 4
Jam 1 pagi kami bangun dan berdoa terlebih dahulu kemudian bersiap-siap untuk summit. Ternyata perjalanan dari Kalimati sampai batas vegetasi sungguh sudah membuat kami kepayahan ditambah dengan debu-debu yang membuat kami sulit untuk bernafas. Salah seorang teman kami mengatakan bahwa pendakian baru dimulai dari batas vegetasi, bagi yang tidak kuat silahkan mengundurkan diri dari sekarang. Dalam hati saya, "Hah, gila! Daritadi emang ngapain aja gua kalo pendakian baru dimulai sekarang..." Jadi semua kata-kata dalam film 5 Cm yang lebih banyak kaki untuk melangkah lebih banyak tangan bla..bla.. semua baru dimulai sekarang.

Karena sudah kepalang tanggung kami pun tetap nekad. Dan sungguh luar biasa medan pasir ini. Karena pertama kali saya menghadapi medan pasir semacam ini, terus terang saya langsung putus asa. Mental belum siap. Maju selangkah mundur dua langkah. Saya sampai tengkurap macam spiderman. Habis napas, habis tenaga. Ketika saya menengok ke samping, ada nenek-nenek bule yang tetap melangkah dengan ringan menggunakan tongkatnya melewati saya. Sialan, dalam hati saya berkata. Langsung saya bangkit lagi dan terus berjalan.
Banyaknya peserta yang mendaki juga membuat kami kepayahan karena harus mengantri dan menghindari batu-batu yang berjatuhan.

Kalimati
Satu persatu peserta mulai tumbang, akhirnya dari 7 orang, hanya 3 yang berhasil naik sampai puncak. Dari 7, satu gugur dan terpaksa ditemani lagi sampai Kalimati karena kondisi fisik yang sudah payah. Sisanya rombongan terpisah menjadi 2, tiga-tiga. Tiga berhasil tiba di puncak, dan tiga tidak berhasil sampai puncak. Yang lucu adalah kedua rombongan bertemu kembali ketika rombongan pertama sudah turun dari puncak. Mereka berkata bahwa puncak sudah dekat. Kemudian kami bertiga yang masih mendaki mulai berunding. (Saya sendiri sudah tidak berminat muncak, maunya turun saja). Saya mulai angkat bicara, "Kita punya dua pilihan nih sekarang, kalau mau muncak agak bahaya karena sudah mau jam 10, asap belerang sebentar lagi keluar, kemudian persediaan air kita sudah habis, atau kita mau turun saja bareng sama rombongan pertama?" Teman saya Oca berkata, "Gua sih mau muncak selama ada yang temenin." Teman saya yang bersedih dan menangis karena merasa tidak akan muncak menimpali, "Gua sih mau muncak, kalo lu mau turun turun aja Dra, gua tetap muncak." Sialan dalam hati, berani menyepelekan gua. "Sini tongkatnya" Akhirnya kami bertiga semakin semangat mendaki. Tapi sayangnya kami tidak mencapai puncak, namun sudah sampai di bebatuan. Alasannya karena sudah jam 10 dan asap belerangnya sudah keluar. Kami lebih memilih turun dan menyelamatkan diri daripada keracunan asap belerang dan tewas di atas.

Puncak Gn. Semeru

Sayang sekali, padahal sedikit lagi sampai puncak. Begitulah kehidupan, terkadang kita sering merasa sedikit lagi sampai puncak tapi kenyataannya masih jauh. Maka dari itu kesetiaan dan ketekunan adalah nilai yang harus diperlihara dalam sanubari dalam situasi apapun. Pantang Menyerah!

Setiba di Kalimati kami beristirahat sejenak dan setelah itu langsung gas pol sampai Ranupani lagi. Sempat juga merayakan hari ulang tahun saya di Kalimati. (silahkan lihat cuplikan episodenya di bagi 1). Ternyata menjelang 17 Agustus, Semeru kebanjiran pendaki hingga terasa bagai pasar malam di Danau Ranukumbolo.

Turun Gunung

Peristiwa lain lagi yang bikin kesel tapi ketawa ngakak akhirnya adalah kepulangan kita. Jadi kita sudah memesan tiket penerbangan jauh-jauh hari untuk pulang. Ternyata ketika saya mau tuker tiketnya, rute yang dibeli adalah rute Jakarta-Surabaya, padahal jelas-jelas kita ada di Surabaya. hahahaa.... Gilaaa... Udah kita buru-buru turun gunung untuk sampai bandara ternyata salah beli tiket. Alhasil, semua muka pada bete dan ngakak sendiri. Jadilah kita hunting tiket lagi untuk pulang ke Jakarta. Lagi-lagi nyumbang airlines.

 Demikian kisah singkat perjalanan saya ke Semeru, nantikan kisah-kisah selanjutnya masih di thejunglesurvival.blogspot.co.id

Beberapa kumpulan Video:


https://www.instagram.com/p/mNtqdlpoezr4hMs8AiC8zeBXEVWlxafGPIXFE0/?taken-by=junglesurvival

otw ke Malang

Berangkat dari Sidoarjo

Tiba di Ranupani

Bermalam di rumah penduduk di Ranupani. Dinginnyaa bbbrr....

Bergaya dulu sebelum mendaki

Warung Indomie langganan kami

Menu istimewa selain indomie

Perjalanan Awal

Baru melewati pos 1

Bersantai di Danau Ranukumbolo

Menghangatkan diri di api unggun

Melewati Tanjakan Cinta



Siap-siap turun dari Kalimati




Thank you



Comments

Popular posts from this blog

Tel&C

TEL&C TUNAS EXPRESS LOGISTIC & COURIER Hi Guys, Kali ini saya mau memperkenalkan TEL&C, tempat dimana saya bekerja. TEL&C ini merupakan perusahaan yang baru saja berdiri, meski sudah berjalan beberapa tahun namun peresmiannya diadakan tanggal 1 Agustus 2016 kemarin. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa logistik, dan jasa yang ditawarkan ada tiga, yakni: 1. Jasa Kurir Jadi bisa menggunakan kiriman motor atau mobil untuk mengantarkan dokumen/paket Anda. Layanan ini dibagi menjadi tiga jenis kiriman: a. Quickly Express (max 3 jam)  b. One Night Service (Satu hari) c. Reguler (2-3 hari) 2. Trucking Untuk pengiriman barang yang menggunakan angkutan darat seperti truk 3. Warehousing Perusahaan ini juga menyewakan jasa penyimpanan barang atau pergudangan bisa untuk per m2 Jadi jika Anda membutuhkan saran dan solusi di bidang jasa logistik, silahkan hubungi kami kapan saja. Anggap aja ini

TUHAN, KEJAHATAN, PENDERITAAN

“Jika Allah itu BAIK, mengapa Ia mengizinkan adanya kejahatan dan penderitaan?” Dalam kitab Ayub dikisahkan bahwa Ayub, seorang saleh yang hidupnya selalu baik ternyata mengalami penderitaan terus-menerus sampai Ayub sendiri merasa  tidak berdaya akan situasi kemalangan yang menimpanya. Ternyata situasi yang  dialami Ayub (mungkin) juga menimpa kehidupan kita dengan cara dan bentuk yang berbeda. Pada kenyataannya di dunia ini terdapat kejahatan dan penderitaan. Lalu inti pertanyaannya adalah: Apa sebabnya Allah mengizinkan adanya kejahatan dan penderitaan dalam dunia? Fakta adanya kejahatan dan penderitaan bertentangan dengan eksistensi Allah yang Mahatahu, Mahakuasa, dan Mahabaik. Jika Allah memang demikian, mengapa Ia membiarkan adanya kejahatan dan penderitaan di dunia? Untuk mengkaji persoalan ini, kita perlu membedakan dua masalah: masalah kejahatan dan masalah keburukan pada umumnya, khususnya penderitaan. KEJAHATAN Kejahatan menyangkut fakta bahwa manusia bisa ber

MENGASAH PISAU DAN GUNTING

Tahukah Anda bahwa mengasah gunting memerlukan teknik khusus? Ya, begitulah yang saya alami dari pengalaman. Jadi Belum lama ini saya baru beli batu asah di pasar. Setelah saya beli, muncullah semangat saya untuk mengasah semua perkakas rumah tangga saya biar lebih tajam baik pisau maupun gunting. Namun setelah sekian lama mengasah, hasilnya ternyata mengecewakan, bukannya tajam malah menjadi tumpul. Sial, sudah buang tenaga, buang barang juga. Gunting yang sudah tumpul tidak dapat anda gunakan lagi, jadi silahkan UCAPKAN Say GoodBye... TEKNIK ASAH PISAU Kalau mengasah pisau, harus satu arah dan kemiringan pisau harus hampir menempel dengan batu asahnya. Tergantung dari tingkat ketumpulannya, kalau misalnya tumpul sekali gosok pisau di permukaan yang kasar dulu, kemudian baru menggunakan bagian yang halus untuk memperhalus bagian yang sudah diasah. Bisa dibantu dengan menggunakan sedikit air atau sabun pencuci piring supaya licin. TEKNIK ASAH GUNTING Beda halnya d