Skip to main content

TEKNIK PUBLIC SPEAKING

MELATIH KEMAMPUAN BERBICARA ANDA
PUBLIC SPEAKING
(Y.L. Indra Kurniawan S.S.,M.M.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Do You Feel Nervous..??
Saya ingat betul ketika pertama kali saya mulai berbicara di depan publik, dengan seisi ruangan yang nyaris tidak ada yang saya kenal sama sekali. Weww… jangankan berbicara, masuk ke dalam ruangan pun kaki sudah gemetar dan keringat dingin.


Saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami situasi kehilangan rasa percaya diri dan mencemaskan apa yang akan dilakukan atau katakan hingga mengakibatkan sulitnya berkomunikasi.

Beberapa orang akan merasa gugup dalam situasi yang melibatkan orang yang tidak dikenal dengan baik, sedangkan beberapa yang lain akan cukup percaya diri untuk bercakap-cakap dengan satu atau dua wajah baru, tetapi hatinya gentar saat dihadapkan dengan ruangan besar yang dipadati oleh ruangan yang tidak dikenal. Perhatikanlah, ada beberapa reaksi/ekspresi yang mungkin terlihat ketika seseorang gugup:

1.       Pura-pura sibuk dengan gadgetnya
2.       Berkeringat
3.       Salah tingkah
4.       Diam seribu bahasa
5.       Berbicara tidak henti
6.       Gugup

Bagaimanapun perasaan Anda saat ini, jika Anda ingin merasa nyaman dan percaya diri dengan orang lain dalam setiap situasi, saatnya Anda berubah! Tulisan ini hanya menjadi stimulus saja. Berhasil atau tidak, tergantung dari seberapa sering Anda mempraktekkannya. Ingat, Practise makes Perfect.

Akar kata KOMUNIKASI
Berbicara soal komunikasi, ada baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu asal muasal kata tersebut. Secara etimologis (asal-usul kata), komunikasi berakar kata Latin, ”comunicare”, artinya “to make common” – membuat kesamaan pengertian, kesamaan persepsi. Dengan kata lain kita mencoba menyamakan cara pandang kita dengan orang lain, atau minimal orang lain menangkap gagasan kita.
Akar kata Latin lainnya “communis” atau “communicatus” atau “common” dalam bahasa Inggris yang berarti “sama”, kesamaan makna (commonness). Ada juga akar kata Latin ”communico” yang artinya membagi. Maksudnya membagi gagasan, ide, atau pikiran.
Intinya, sejauh Anda dan lawan bicara Anda saling mengerti itu sudah cukup mewakili makna komunikasi. Tapi kalau Anda dan lawan bicara Anda tidak saling mengerti, itu berarti komunikasi gak nyambung.


REALITAS OBJEKTIF
Beberapa fakta yang harus Anda sadari dalam kehidupan ini.

1.       Manusia adalah makhluk yang unik
Dengan ini kita perlu menyadari bahwa setiap manusia itu berbeda-beda. Bahkan kembar identik sekalipun tidak sama. Perbedaan itu tampak dari latar belakang, warna kulit, ras, suku, agama, hobi, sifat, perilaku, karakter, dll. Dengan mengakui adanya perbedaan tersebut, kita hendaknya menjadi lebih bijaksana menyikapi hidup, menyadari bahwa setiap orang memiliki pikiran, ide, gagasan, ciri khas, dan gayanya sendiri.

2.       Manusia adalah makhluk sosial
Fakta bahwa manusia adalah makhluk sosial adalah kenyataan yang tidak dapat dibantah. Sejak manusia dilahirkan, ia membutuhkan orang tuanya untuk bertahan hidup. Bahkan dalam tradisi Kistiani dikisahkan sejak jaman manusia pertama diciptakan, Hawa diberikan untuk menemani sang Adam. Tidak ada yang dapat hidup sendiri tanpa orang lain, kecuali dalam kasus khusus seperti dalam film Tom Hanks (Cast Away). Itupun dia masih berusaha untuk berkomunikasi dengan bola volli yang diajak ngobrol setiap hari. Hal ini dilakukannya agar dia tidak menjadi gila.

Interaksi sosial bukan hanya tuntutan hidup melainkan sebuah kebutuhan setiap manusia. Maka dari itu, aneh sekali ketika seseorang menarik diri dari kehidupan sosialnya dan mengisolasi diri. Orang semacam itu tidak akan bertahan lama, kemungkinan terbesar berita selanjutnya adalah “korban bunuh diri lompat dari gedung/gantung diri/ditabrak…” Ia tidak akan pernah bisa mengingkari kodratnya sebagai makhluk sosial.
Ok, setelah mengetahui 2 kenyataan di atas, kita sudah diingatkan bahwa setiap manusia adalah pribadi yang unik. Betapa membosankan apabila kita semua sama. Namun, meski tidak sama kita memiliki kesamaan yaitu kita semua berkomunikasi dalam hidup keseharian. Meskipun demikian, beberapa orang benar-benar tidak menikmati aktivitas tersebut dan merasa tidak pAndai melakukannya dan akhirnya menghindari aktivitas tersebut.

Kenapa sih susah banget ngomong sama orang?
Apa yang membuat seseorang tidak PD berbicara dengan orang lain?
-          Gue ga bisa berkata apa-apa
-          Gue orangnya ga jago ngomong
-          Gue orangnya grogian
-          Gue ga bisa debat sama orang
-          Gue ga suka bergaul sama orang lain
-          Gue ga bisa bicara kalau banyak orang.
Bagi sejumlah orang, beberapa situasi menyebabkan ia tidak nyaman dan tidak mampu untuk berkomunikasi. Situasi-situasi tersebut menjadi keterbatasan yang melemahkan kemampuan mereka untuk menikmati hidup bahkan menghambat kemajuan dalam hidup mereka.
Biasanya seseorang sulit untuk berkomunikasi karena:
1.       Kurang PD, terkadang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu (yang menyebabkan traumatik)
Sebut saja Eka, sejak kecil ia tidak pernah dihargai dan dianggap apapun yang dia katakan di dalam keluarganya. Setiap berbicara, ia disuruh diam dan tidak boleh membantah. Hal ini mengakibatkan ia menjadi pendiam dan selalu takut untuk mengungkapkan pendapatnya. Ia merasa lebih nyaman untuk tidak berbicara.
2.       Tidak tahu harus berbuat apa atau cara melakukannya, atau bagaimana terlibat dalam sebuah percakapan, membangun jalinan rasa simpati, berbicara dengan penuh percaya diri, mengajukan pertanyaan.
Hal ini dimungkinkan karena kurangnya wawasan, pengalaman, dan interaksi sosial sehingga tidak banyak tahu tentang topik-topik tertentu dan membuat kita jadi minder untuk terjun ke dalam obrolan-obrolan orang lain. A.k.a kaya iklan SIMPATI, “bebas roamingg…”
3.       Rasa cemas/takut – mengkhawatirkan apa yang kira-kira akan terjadi.
Ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan membentengi seseorang dalam melakukan sesuatu, padahal kenyataannya belum tentu demikian.


You became what you thought!
PERCAYA DIRI! Bayangkan Anda adalah seorang prajurit yang akan pergi berperang tapi tidak mempersiapkan senjata ada perlengkapan yang dibutuhkan dalam pertempuran. Tanpa basa-basi, Anda pasti langsung tewas di dalam pertempuran. Dalam hal ini pun sama, Anda perlu mempersiapkan senjata dan perlengkapan yang diperlukan untuk bertempur. Ketika Anda sudah mempersiapkan semuanya, Anda akan jauh lebih percaya diri untuk terjun ke dalam pertempuran. Senjata atau perlengkapan apa saja yang diperlukan:
1.       Menerima diri Anda apa adanya.
Kunci keberhasilan Anda pertama-tama dimulai dengan bersyukur. Menerima keadaan diri Anda apa adanya. Penerimaan ini hanya dimungkinkan apabila kita sudah mengenal dengan baik diri kita masing-masing baik itu kelebihan atau kekurangan yang kita miliki. Dengan bersyukur, Anda akan memancarkan aura positif dan membuat lingkungan sekitar Anda lebih nyaman dengan Anda.

2.       Pemikiran yang positif, hati yang terbuka, niat yang tulus dan ikhlas
Percaya atau tidak, Anda menjadi apa yang Anda pikirkan. Dalam buku The Secret, dibahas bagaimana kekuatan pikiran dapat menentukan segalanya. Dahulu saya berangan-angan, suatu hari nanti saya mau bisa mengambil dan lulus dari S2. Waktu itu hanya sebatas angan-angan, tapi seiring dengan berjalannya waktu, jalan pun terbuka. Sekarang tak terasa saya sudah l
ulus S2. Maka dari itu saudara sekalian, be carefull of what you wish for.
Jika Anda menginginkan sesuatu, mintalah dan yakinilah. Meski sekarang Anda belum tahu harus mulai darimana dan harus berbuat apa, percayalah ketika waktunya tiba pintu akan terbuka.

Orang sukses telah membayangkan bahwa kesuksesan itu telah terjadi. Dia mempunyai tujuan yang harus diraih, meski ia sendiri tidak tahu harus bagaimana dan harus mulai darimana untuk mencapai goal itu tapi keyakinannya sudah mantap bahwa ia pasti berhasil. Sisanya barulah ia mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuannya itu. Berpikir positif, selalu optimis dan memiliki keyakinan yang kuat.
Keyakinan adalah pikiran yang kita anggap benar dan ikut mempengaruhi perilaku kita. Contoh:
Keyakinan: saya tidak bisa presentasi
Pikiran: Astaga, jangan. Saya harap ada yang menggantikan saya. Saya benci presentasi. Nanti pasti jelek
Kondisi: gugup, cemas, dan merasa mual
Perilaku: jika Anda cemas ketika sedang presentasi, kemungkinan besar Anda menghindari kontak mata, berbicara dengan cepat, manerism, tersendat-sendat.
Konsekuensi: audiensi merasa tidak dilibatkan dan nampak bahwa Anda kurang percaya diri di mata mereka.
Kesimpulan: keyakinan Anda bahwa Anda tidak bisa presentasi akan semakin menguat.

3.       Upgrade diri dengan banyak membaca, nonton, browsing
Saya menyadari dan mengakui bahwa dengan membaca, otak saya kembali disegarkan. Wawasan saya jadi bertambah dan saya jadi punya bahan yang dapat saya diskusikan dengan orang lain. Sama halnya ketika Anda belajar bahasa, toh Anda harus menghafal terlebih dahulu vocabulary-nya untuk memperkaya kamus kosakata di benak Anda.
Dengan membaca, menonton, Anda memperbanyak kamus pengetahuan di benak Anda, yang kiranya dapat Anda gunakan sewaktu-waktu.
4.       Memperluas lingkup sosial, dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tertentu (olahraga,  kegiatan gereja, dll)
Kalau yang satu ini tidak lain adalah untuk membantu Anda supaya tidak kuper. Pengalaman ini bukan dimaksudkan agar Anda menjadi orang yang sombong, tapi sebagai salah satu aset yang pasti dibutuhkan dalam bercakap-cakap dengan orang lain.
5.       Banyak mengunjungi tempat-tempat baru.
Dalai Lama menganjurkan, “Kunjungilah tempat-tempat baru paling tidak setahun sekali.” Tujuannya selain untuk refreshing, juga untuk memperluas wawasan Anda. Hal ini juga menjadi modal yang dapat membantu dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Here the basic tools
Menarik diri sendiri, kemampuan mengambil jarak

Sekarang perhatikan ketika Anda bercermin, Anda pasti akan mengambil jarak tertentu terhadap cermin untuk melihat pantulan diri Anda di cermin untuk melihat apakah rambut Anda sudah tertata dengan baik, atau pakaian Anda sudah rapih atau belum. Tidak mungkin Anda bercermin dengan hidung Anda menempel pada cermin, karena Anda tidak mampu melihat pantulan diri Anda dengan jelas.
Hal ini berguna ketika Anda terlibat dalam sebuah percakapan untuk membahas suatu masalah tertentu. Seringkali ketika orang terlibat dalam percakapan semacam ini, ia lupa tujuan dan maksud dari percakapan yang sebenarnya malah terjebak dalam bumbu-bumbu letupan emosi.

Anger management
Kemampuan mengatur emosi menjadi syarat mutlak dalam hal berkomunikasi. Jika Anda mudah emosi dan tersinggung, Anda tidak mampu melakukan percakapan dengan baik. Salah satu trik untuk mengakali hal ini adalah, coba latihan melihat suatu persoalan dari perspektif lain. Misalnya: Anda adalah seorang manajer HRD dan ada seorang karyawan yang datang terlambat. Anda langsung memanggil dan menegur orang tersebut kemudian memberikan sanksi tanpa meminta penjelasan lebih lanjut. Padahal kemungkinan orang tersebut datang terlambat memang karena roda kendaraannya bocor dan harus menunggu bannya diganti sehingga ia terlambat datang ke kantor. Dalam hal ini latihan yang diperlukan adalah, membayangkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi sebelum memberikan sebuah penilaian.
Latihan lain yang dapat Anda lakukan untuk mengolah emosi Anda adalah melakukan latihan body and mind seperti yoga/pilates, termasuk meditasi dan kontemplasi. Apapun itu sekiranya dapat membantu untuk membuat Anda lebih tenang dalam menghadapi segala sesuatu.

Kemampuan menempatkan diri
“If u put the water into the cup, it will become a cup. If u put the water into the tea pot it will become a tea pot. If u put the water into the bottle, it will become a bottle. Be the water…”                        (Bruce Lee)
Kemampuan Anda untuk menempatkan
diri dalam situasi tertentu menjadi sesuatu yang sangat krusial. Bayangkan ketika Anda sedang berada di rumah duka, Anda bercAnda atau berusaha melucu di tengah keluarga yang sedang berduka dan reaksi yang muncul dari keluarga yang ditinggalkan adalah reaksi muka datar. Rasanya menjadi konyol dan tidak pada tempatnya bukan.
Sesuaikan diri Anda dengan tempat/orang/situasi di mana Anda akan terlibat.

If you want to be a good speaker, be a good listener
Seberapa sering Anda melamun ketika orang lain berbicara?
Seberapa sering Anda merasa harus meminta orang lain mengulangi perkataannya karena Anda tidak memperhatikan apa yang mereka katakan?
Seberapa sering Anda diajukan pertanyaan yang sepenuhnya membungkam Anda karena justru Anda tidak mendengarkan bagian inti dari percakapan itu?

Seberapa sering Anda mereka sedang memikirkan daftar belanja /liburan berikut/apakah Anda telah mematikan lampu/apa yang akan Anda lakukan akhir pekan depan/masalah di tempat kerja, sementara orang lain berbicara dengan Anda?
Jika Anda pernah mengalami semua itu, berarti Anda tidak mendengarkan!
Tuhan menciptakan manusia dengan dua telinga dan satu mulut. Ada yang mengatakan bahwa kodrat manusia diciptakan untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Namun seringkali manusia cenderung untuk ngomong daripada mendengarkan, karena egoisme pribadi (pamer, tidak mau kalah, menggurui, tidak mau tahu, dll). Dokter saja bertanya dahulu sebelum dia mengambil kesimpulan terhadap pasiennya. “Apa keluhan Anda?”
Jadi jika Anda benar-benar ingin mampu berbicara dengan siapa saja dan penuh percaya diri, jadilah pendengar yang baik. Anda tidak hanya akan lebih dihargai sebagai teman, kolega, tetapi rasa percaya diri Anda juga akan tumbuh. Selain itu, Anda akan memperoleh simpati dari mereka yang menganggap Anda pendengar yang baik.
Sekarang bagaimana caranya supaya Anda menjadi seorang pendengar yang baik.
1.     Lakukan apa saja yang Anda bisa lakukan untuk menghentikan kebisingan dalam benak Anda. Jangan biarkan pikiran Anda mengembara dengan sendirinya. Control your mind.
2.      Hindari godaan untuk mulai menyiapkan jawaban Anda sebelum mereka selesai
3.      Dengarkan dengan hati dan pikiran terbuka. Jangan suka memblokade pikiran Anda.
4.      Hindari asumsi dan ketergesaan untuk menilai.
5.      Dengarkan perkataan pembicara sampai habis tanpa hindari memotong pembicaraan.
6.      Hindari sikap tanpa respons
7.  Jika Anda ingin memastikan bahwa Anda memahami maksud tertentu, lakukan konfirmasi untuk menghindari salah persepsi.
8.      Jika Anda ingin mengingat rinciannya, ulangi segera.
Misalnya:
“Aku ke pesta yang berantakan pekan.”
“Berantakan?”
“Bisnis akhir-akhir ini agak lesu.”
“Lesu?”
Gunakan pertanyaan yang terbuka untuk membuat percakapan Anda jauh lebih panjang.

PUJIAN yang mencuri hati dan yang tidak.
Perlu diketahui ada beberapa peraturan untuk melontarkan pujian yang sungguh-sungguh mengena pada sasarannya. Berikan pujian hanya jika Anda sungguh-sungguh memujinya. Orang yang terlalu sering memuji terkesan menurunkan martabat pujian itu sehingga dapat dianggap tidak tulus, dan yang terparah bisa dianggap menjilat.
Beri pujian yang khusus dan spesifik, jangan yang general. Pujian yang terlalu umum akan terkesan hanya basa-basi.
Pikirkan waktu dan tempat untuk melontarkan pujian. Pilihlah waktu yang tenang bersama orang yang berkepentingan dan tidak ada orang lain. Pastikan Anda menatap matanya agar mereka bisa melihat bahwa Anda serius. Jadikan hal itu berkesan.
Kadang, Anda bisa mengabaikan peraturan-peraturan itu dan ketika saatnya telah tiba, Anda tinggal melontarkan satu atau dua kata pujian yang akan menyemangati orang lain:

“makanannya lezat”
“kamu tampak hebat”
Hati-hati dalam memberikan komentar. Komentar yang tidak tepat akan menimbulkan reaksi yang kurang mengenakkan.
Contoh:
Gary sedang menghadiri pesta reuni sekolahnya. Ia berpapasan dengan teman sekelasnya dulu, Charlie, dan percakapannya berlangsung sbb:
“Charlie! Senang sekali melihatmu lagi. Bagaimana kabarmu?”
“Baik sekali. Kamu sendiri bagaimana?”
“Yeah, baik2 saja…”
Pada titik ini Gary melihat Sally yang berada di sisi lain ruangan itu, Sally adalah teman sekelas seperti dirinya dan Charlie.
“Ya Tuhan, itu Sally. Siap-siap menjadi bosan deh. Masih ingat ia kan?”
“Ya, kami menikah tahun lalu.”
Jika Anda sudah terlanjur terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan, minta maaf dan segera alihkan topik pembicaraan, atau jangan memaksakan percakapan.

Bingung menghentikan percakapan
Kita semua pernah mengalami saat kita sedang berbicara dengan seseorang tetapi ingin segera menghentikan percakapan itu dan pergi. Terkadang, ada orang yang tidak tahu apa dampak yang diakibatkan kepada orang lain dan terus saja mengoceh tanpa mengindahkan kepentingan Anda. Mereka yakin bahwa apa yang mereka katakan itu sangat memikat dan bahwa Anda beruntung karena berada di sana.
Mereka kadang malu, gugup, dan rasa gugupnya justru terlihat melalui ekspresinya dalam percakapan tanpa henti.


Salah satu penyebab utama kita tetap mendengarkan mereka adalah karena kita tidak ingin membuat mereka tersinggung, bahkan jika memang terpaksa, mendengarkan mereka tanpa henti.
Jadi tujuan kita adalah menghentikan kontak sementara dengan tetap membuat mereka merasa OK tentang hal itu. Kita hanya ingin melakukannya dengan baik tanpa menyinggung perasaannya, jadi inilah pendekatan NICE kami yang menyenangkan itu:
N: Name (NAMA)
Kita semua menanggapi jika ada yang menyebut nama kita, karena kita memang sudah diprogram untuk menanggapinya. Jadi, jika Anda ingin menghentikan seseorang ketika ia tengah berbicara, cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menyebut nama mereka. Sekarang, Anda memperoleh perhatian mereka.
I: Interest (MINAT)
Katakan pada mereka bahwa Anda berminat pada apa yang tengah mereka katakan. Ungkapkan rasa senang karena telah bercakap-cakap dengan mereka. Dengan kata lain, buatlah mereka merasa nyaman tentang diri mereka sendiri.
C:Conclude (KESIMPULAN)
Menyimpulkan percakapan itu dengan menjelaskan apa yang ingin Anda lakukan selanjutnya
E: Exit (SUDAHI)
Sudahi dengan menyenangkan sambil memberi mereka kepastian bahwa Anda berharap akan melanjutkan pembicaraan dengan mereka lagi di lain waktu.
Contoh:
N: Billy, seneng banget bisa ngobrol-ngobrol sama u dan dengerin cerita tentang anak-anak u
I: Menurut gw, mereka anak-anak yang hebat
C: Gw pengen tau apakah gw masih sempet ketemu Vivi sebelum dia pergi, tolong maafin gw ya klo gw pamitan sekarang.
E: gw berharap kita bisa ada kesempatan untuk ngobrol-ngobrol lagi di lain waktu.
Jika bahasa contoh di atas tidak cocok dengan Anda, silahkan lakukan dengan cara Anda tersendiri. Apapun yang Anda rasa paling nyaman akan menjadi sesuatu yang berhasil dengan baik. Ikuti saja formula NICE.

SiMPATi
Ada orang yang merasa cocok secara alami, meski baru pertama kali berjumpa. Begitu pula sebaliknya, Anda tidak merasa cocok. Begitulah adanya.
Anehnya, kita dapat cepat mengambil keputusan tentang orang lain dalam sekejap. Mungkin Anda pernah merasakan hal yang sama. Anda pernah memasuki sebuah ruangan, di sebuah pesta, dan di sana Anda bertemu dengan seseorang yang belum pernah Anda kenal sebelumnya. Mata Anda menyapu ke sekeliling ruangan, lalu tertumbuk pada seseorang, dan tanpa perasaan ragu sedikit pun Anda berpikir, “Ia sepertinya menyenangkan, saya ingin mengobrol dengannya sekarang.”
Begitu pula, Anda akan melihat seseorang dan tanpa alasan yang kuat Anda akan berpikir, “Ah, sepertinya ia tidak begitu menyenangkan!”
The question is: How Come?
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Coba Anda ingat-ingat kembali , ketika Anda pertama kali bertemu dengan orang tertentu; mungkin ketika Anda menghadiri suatu acara tertentu dan diperkenalkan dengan seseorang yang belum pernah Anda kenal. Jika demikian, cobalah dan ingatlah saat itu.
Apa yang Anda perhatikan tentang dirinya?
Apa kesan pertama Anda tentang dirinya?
Penilaian apa yang Anda buat tentang dirinya?
Whether you like it or not, we tend to judge in a click. Kita pun menilai orang berdasarkan segudang kriteria. Kenyataannya, ada sejumlah hal yang tidak pernah dapat kita ubah, misalnya: tinggi badan, usia, jenis kelamin, etnis, dan logat. Namun ada sejumlah hal yang dapat kita ubah, misalnya penampilan, baju, rambut, aroma, kontak mata, jabat tangan, ekspresi wajah, nada suara, serta kata yang saya gunakan untuk menyapa orang.
Penting untuk mengenali apa yang diperhatikan orang pada pertemuan pertama, sehingga kita dapat memastikan kita menciptakan kesan pertama yang benar-benar positif.
“Kita tak akan pernah memiliki peluang kedua untuk menciptakan kesan sebaik yang pertama”.
Jadi, apa yang perlu kita perhatikan untuk kesan pertama?
Jika dirangkum ada 3 area utama yang perlu diupayakan:
1.       Verbal: kata-kata yang kita gunakan
2.       Vokal: nada suara, kecepatan, irama, volume, dll
3.       Visual: penampilan, postur, isyarat, mimik, dll

Ketiga hal ini adalah kumpulan instrumen komunikasi. Sekarang dari tiga hal ini, manakah yang paling kita perhatikan? Seorang ahli psikologi, Albert Mehrabian yang mempelajari tiga bidang tersebut pada pertemuan pertama dan dampaknya pada tingkat mana kita membuat penilaian “suka/tidak suka” dari orang yang dimaksud. Dia membuat persentase dari ketiga bidang ini:
Verbal: 7%
Vokal: 38%
Visual: 55%
Tentu saja kita tidak akan membahas darimana ia mendapatkan angka-angka tersebut, tapi yang terpenting adalah kita melihat bobot dari setiap area tersebut menjadi faktor penentu kita dalam membuat penilaian “suka/tidak suka” sejak dini pada tahap pertemuan.
Seorang filsuf dari mazhab pluralisme, Empedokles mengatakan, “yang sama akan mengenal yang sama.”
Dalam sebuah penelitian, ternyata orang menyukai orang yang mirip dengan mereka. Tanpa disadari kita pun selalu mencari orang yang serupa dengan kita. Tentu saja, kita cenderung memilih orang yang paling seiya-sekata dengan kita. How suprising! Ternyata bersama mereka, rasa simpati kita muncul secara wajar. Kita tidak perlu memikirkannya secara rumit.
Tapi beda ceritanya kalau kita bertemu dengan orang yang sulit untuk diajak berkomunikasi. Kita semua pernah mengalami hal itu. Anda bertemu dengan seseorang dan perlu menjalin hubungan baik dengannya, tetapi padahal Anda merasa sulit sekali berhubungan dengan mereka.

The first thing that u must build in your self
Jika Anda ingin berhasil membina rasa simpati itu dan menjalin hubungan baik dengan seseorang, Anda harus benar-benar menginginkannya! Jika Anda benar-benar tidak tertarik dan tidak memiliki rasa ingin tahu terhadap orang yang sedang bersama Anda, semua sia-sia. Jika Anda sungguh-sungguh ingin mampu berbicara dengan siapa pun dan dalam situasi apa pun dengan penuh percaya diri DAN meninggalkan kesan baik, maka Anda perlu berkomitmen untuk menjadi tertarik dan memiliki rasa ingin tahu.
Tapi tentu saja Anda akan berhadapan dengan orang yang tak perlu Anda sukai dan situasi yang lebih menantang, meski terkadang Anda tidak akan menginginkan percakapan tertentu seperti:
·         Manajer yang tidak cocok dengan Anda
·         Seseorang yang sangat menjengkelkan
·         Profesional yang mencoba membutakan Anda dengan ilmunya
·         Seseorang yang membuat Anda kewalahan
·       Ketika Anda harus memberitahu seorang teman bahwa mereka pernah melakukan sesuatu yang pernah membuat Anda jengkel.
Faktanya, jika Anda terlibat dalam percakapan tersebut dengan hasrat yang nyata untuk memahami, menyampaikan maksud Anda secara efektif dan tegas, sekaligus menjalin rasa simpati apa pun sebatas kemampuan Anda yang akan membantu Anda untuk meraih hasil, maka Anda akan menjadi jauh lebih sukses dalam hubungan Anda.
Jadi sebelum Anda berpikir untuk meningkatkan ketrampilan menjalin rasa simpati, pastikan bahwa dalam percakapan apa pun yang Anda ikuti, Anda melakukannya berdasar sudut pandang ingin menjalin hubungan yang saling menguntungkan.

Simpati itu direncanakan
Jika Anda gagal merencanakan, maka Anda berencana untuk gagal”.


Sekarang apa hubungannya perencanaan dengan menjalin rasa simpati?
Jika Anda diundang ke sebuah acara tempat Anda akan bertemu orang yang berbisnis dalam industri tertentu; orang yang memiliki hobi tertentu-Anda diundang ke pesta tahunan, klub olahraga, orang yang bekerja untuk yayasan amal setempat; orang yang mendukung tujuan yang mulia, maka Anda perlu melakukan persiapan berikut:

1.       Lakukan riset yang melatarbelakanginya-sejarah klub itu/hasil pertandingan musim saat itu, dll.
2.      Cari informasi mengenai olahraga/hobi tersebut
3.      Pelajari sejumlah istilah yang berkaitan dengan olahraga, hobi atau bisnis tersebut
4.   Persiapkan sejumlah pertanyaan-Anda tidak perlu tahu segalanya, jadi Anda bisa mengabaikannya dengan menunjukkan bahwa Anda tertarik untuk tahu lebih banyak.
5.   Tidak ada yang bisa membantu menjalin rasa simpati lebih cepat dan mudah daripada minat Anda serta fakta bahwa Anda bersedia repot-repot mencari tahu sesuatu sebelum Anda berbincang. Lebih dari apapun, setidaknya hal itu akan memberi Anda peluang untuk memahami apa yang mereka bicarakan.
6.  Sekali Anda telah menjalin simpati yang baik, maka Anda akan memperoleh kesempatan untuk memimpin. (Memimpin adalah memanfaatkan ketrampilan menjalin rasa simpati Anda untuk menggeser perilaku dan kondisi orang lain dengan memodifikasi perilaku Anda sendiri)

CARA BERBICARA AGAR DIDENGARKAN OLEH ORANG LAIN
Lima formula untuk menyampaikan pesan Anda
Menyampaikan maksud Anda secara jelas; mengutarakan masalah Anda, membuat Anda didengar. Akan ada saatnya di tempat kerja ketika semua itu menjadi sangat penting bagi Anda. Pertanyaannya adalah bagaimana Anda mengatur pikiran dan ide Anda sedemikian rupa sehingga Anda mampu memperoleh tanggapan yang Anda inginkan?
Pertama, hal itu bergantung pada adakah masalah yang ingin Anda ungkap agar diperhatikan, atau apakah Anda ingin mengusulkan solusi bagi masalah yang telah ada.
1.       Nyatakan masalahnya
·   Pelajari faktanya agar presentasi itu mampu menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi
·        Kaji ulang atau tekankan latar belakang masalah (yang Anda tahu tidak terlalu diperhatikan)
·         Uraikan masalahnya dengan jelas
2.        Konsekuensi negatif
·        Kenali konsekuensi negatif yang terjadi akibat masalahnya. Pada tahap ini, jagalah agar pengamatan Anda bersifat umum dan objektif; semua yang spesifik akan menyusul.
3.       Pengalaman Pribadi
·     Berikan contoh baik dari pengalaman Anda sendiri dalam memecahkan masalah dan pengaruhnya terhadap diri Anda.
4.       Bukti
·     Perlihatkan fakta dan informasi yang mendukung dan memperjelas situasinya. Inilah maksud yang memberikan rincian khusus kepada Anda yang akan memperkuat posisi Anda.
·       Gunakan bukti dari pihak ketiga, selain pengalaman pribadi Anda. Anda perlu mengumpulkan bukti dari kolega, langganan, pemasok, siapa pun yang merasakan imbas dari masalah yang sedang dihadapi.
5.       Ringkasan
·       Nyatakan kembali masalahnya sebagai topik utama untuk menjamin audiensi Anda telah memahami dengan jelas
·         Jabarkan tindakan apa yang perlu diambil untuk memecahkan masalah itu.
Anda dapat menggunakan format berikutnya jika Anda memiliki gagasan atau anjuran yang akan memecahkan masalah yang telah diketahui dan Anda ingin agar audiensi mengambil tindak lanjut terhadap solusi Anda.
1.       Meringkas masalah
·       Biarkan audiensi tahu bahwa Anda memiliki ide yang dapat memecahkan masalah yang tengah dihadapi
·         Jabarkan masalahnya secara singkat
·         Jelaskan mengapa bisa menjadi masalah
2.       Perkenalkan solusi Anda
·         Perkenalkan ide Anda dan jelaskan apa kaitannya dengan masalah tersebut
·         Jelaskan usulan Anda
3.       Konsekuensi positif
·    Jabarkan konsekuensi positif dari pelaksanaan solusi Anda, dan pastikan konsekuensi tersebut memiliki nilai bagi audiens.
4.       Tunjukkan bukti
·         Perlihatkan fakta dan informasi yang memberikan bukti untuk memperkuat nilai solusi Anda
5.       Ringkasan
·         Ringkaslah masalahnya dan apa saja konsekuensi positif bagi pemecahannya
·         Ringkaslah solusi Anda dan metode pelaksanaannya
·         Ringkaslah konsekuensi positif dari pelaksanaan SOLUSI Anda
6.       Tindakan
·         Jabarkan tindakan yang perlu diambil, oleh siapa dan kapan.
Dalam situasi apapun, rencanakan presentasi Anda secara cermat dan jika mungkin, mintalah seorang kolega untuk mendengarkannya dan memberi Anda umpan balik sebelum Anda melakukannya. Ia akan memberi Anda waktu untuk menambah rasa percaya diri. Ia juga akan memberi Anda peluang guna menguji keabsahan dan daya tarik bagi solusi Anda dan memastikan bahwa Anda menyampaikan maksud Anda secara jelas tanpa ragu.

TIPS
1.  Jika untuk alasan apapun, Anda merasa tegang atau cemas sebelum memasuki ruangan, inilah sejumlah tip ampuh untuk mengatasinya:
2.       Luangkan waktu untuk menyendiri dan berdirilah dengan “posisi yang tepat”: berdiri tegak, jaga agar kepala tetap tegak
3.    Sesuaikan dan pertahankan sikap berdiri yang tegas: berdiri dengan kaki terbuka, jagalah agar bobot Anda seimbang
4.       Ketika melangkah, melangkahlah dengan tujuan
5.   Tarik napas dalam dengan santai. Menarik napas dalam-dari diafragma Anda, bukan rongga dada atas-memberi sinyal pada otak Anda bahwa Anda rileks dan percaya diri.
6.   Atur irama napas Anda: keluarkan napas dua kali lebih panjang daripada saat Anda menariknya, misalnya menarik napas dalam lima hitungan dan mengembuskan napas dalam sepuluh hitungan.
7.       Perhatikan betapa Anda merasa lebih santai setelah bernapas enam kali atau lebih.
8.       Pertahankan perasaan itu dan segera masuki ruangan
9.       Perkenalkan diri Anda pada orang yang hadir. Anggap ini sebagai pemanasan dan mengakrabkan diri dengan lingkungan sekitar sekaligus mempraktikkan ketrampilan Anda dengan santai.
11. Dekati kelompok yang lebih kecil. Ini akan mempermudah Anda untuk memperkenalkan diri dan melibatkan diri dengan tiap invidividu.
12.  Kenali lebih jauh orang yang tengah bersama Anda dan bersiaplah untuk memberikan setiap informasi, kontak, dll. Mungkin ini akan berguna bagi mereka.
13.   Mintalah kartu nama mereka agar Anda bisa:
·         Mengingat nama mereka
·         Mencatat siapa lawan bicara Anda dan bagaimana menghubungi mereka
·      Menggunakan bagian belakang kartu untuk mencatat apa yang telah Anda bicarakan, agar ketika Anda menindaklanjuti, Anda dapat mengingatkan mereka kembali tentang percakapan Anda
14.  Selalu baca kembali kartu nama mereka untuk memastikan seluruh informasi yang relevan untuk menghubungi mereka tercantum di sana
15.  Jika Anda berencana menghubungi mereka lagi di masa yang akan datang, minta izin untuk menghubungi mereka lagi
16.   Tip ampuh untuk menghadapi “situasi sulit”
·     Jika percakapan Anda mencapai akhir yang wajar, atau hanya kurang sempurna, jangan menyalahkan diri sendiri dan teruskan percakapan. Anda selalu bisa mengatakan sesuatu seperti, “Senang sekali bertemu dengan Anda. Ada beberapa orang yang harus saya hubungi, jadi saya permisi dulu.”
·      Jika Anda bertemu dengan seseorang yang pernah Anda temui sebelumnya, tetapi tidak dapat mengingat namanya, katakan saja, “Halo maaf, namanya siapa ya?” dan sebut lagi nama Anda kepada mereka.


Cara Mengemukakan Masalah Anda
Anda telah mengetahui bahwa persiapan adalah kunci bagi keberhasilan dan strategi berikutnya adalah kerangka yang sangat sederhana tetapi ampuh untuk percakapan yang menuntu ketegasan. Inilah kerangka DESC.
Describe: Anda melukiskan masalah atau situasi yang membuat Anda prihatin
Explain: Anda menjelaskan dampak masalah itu terhadap diri Anda
Specify: Anda menyebutkan keinginan Anda secara khusus dan apa yang ingin Anda ubah.
Consequences: Anda menjabarkan konsekuensi positif ketika Anda berhasil meraih tujuan, atau konsekuensi negatif karena Anda tidak berhasil meraihnya.

Contoh 1: Sosial
D: Anda bilang kita akan bekerja sama untuk menyelenggarakan pesta ulang tahun John, tapi nyatanya Anda mendahului dan melakukannya sendiri tanpa berdiskusi dengan saya.
E: Saya ingin Anda tahu bahwa ini telah membuat saya marah dan merasa diabaikan
S: Saya sadari sudah terlambat untuk mengubah apa pun kali ini, tapi tahun depan saya harap Anda mengajak saya dalam keseluruhan perencanaan mulai dari kata “Mulai.”
C: Jika Anda melakukannya, dengan senang hati saya akan mengambil bagian terbesar dari pembayaran katering. Jika Anda tidak melakukannya, saya mengira Anda tidak keberatan menanggung seluruh biayanya di masa depan.

Contoh 2: Pekerjaan
D: Anda telah meminta saya untuk bekerja lembur selama enam hari dalam dua minggu terakhir ini
E: Walaupun saya senang untuk bekerja lembur sesering ini, tapi ini mengganggu kehidupan rumah tangga dan anak-anak saya
S: Saya akan terus bekerja lembur, tapi saya ingin membatasinya tidak lebih dari satu hari dalam seminggu
C: Jika Anda menginginkan waktu lebih dari itu, maka Anda sebaiknya mencari orang lain yang keluarganya tidak berkeberatan dengan pekerjaan lembur.

Contoh 3: Mengungkapkan keluhan
D: Dua minggu lalu saya membawa mobil saya kemari untuk perbaikan setir yang ketiga kalinya dan terlihat jelas dari cara Anda menanganinya bahwa Anda tidak mampu menyelesaikan masalahnya
E: Saya sangat resah karena hal itu dapat membahayakan diri saya sendiri dan keluarga saya. Akibatnya, saya tidak dapat mengendarainya bersama mereka dan itu berarti saya punya masalah serius untuk mengantarkan mereka kemana-mana
S: Sebaiknya Anda memperbaikinya lagi sekarang, memecahkan masalahnya dan sementara itu, selagi saya tidak punya kendaraan, saya harap Anda bisa meminjami saya mobil. Saya harap Anda tidak menarik bioaya lagi dari saya untuk memperbaiki mobil saya.
C: Berdasarkan perlakuan Anda terhadap saya, dengan senang hati saya akan meminta jasa Anda untuk seterusnya. Jika Anda tidak mampu menampung keluhan saya, maka saya akan melapor langsung ke pabriknya, dan mengeluhkan pelayanan buruk yang Anda berikan kepada saya.

Contoh-contoh di atas mungkin dapat Anda sesuaikan dengan gaya bahwa Anda sendiri, dan itu tidak masalah. Namun yang terpenting perhatikan polanya.

KOMUNIKASI ASERTIF
Apakah Anda seorang yang mempunyai kebiasaan berkomunikasi yang asertif? Ahh, asertif? Apa pula itu yang disebut berkomunikasi secara asertif? Sebelum lebih jauh mari kita simak dulu dua situasi dibawah ini.

a.      Kebanyakan kita berpikir bahwa kita harus menyenangkan hati atau tunduk kepada orang lain. Jika kita menentang mereka gelombang kekacauan akan datang.
b.    Jika seseorang mengatakan sesuatu yang tidak kita suka atau bertentangan dengan pendapat kita ,maka kita sebaiknya diam saja. Lalu kita hindari dan putuskan komunikasi kita dengan dia.
Jika jawaban Anda menyetujui dua hal di atas, maka Anda boleh dikategorikan masuk ke dalam kelompok orang yang kurang/tidak asertif. Maaf untuk mengatakannya terus terang,. Biasanya dalih yang digunakan pada umumnya, “kalau kita menentang mereka apalagi atasan kita, atau istri/suami, bisa kacau kita” Jadi lebih baik mengalah lah, mengalah untuk menang.
Komunikasi Asertif adalah komunikasi dua arah, dengan tegas dan positif mengekspresikan maksud kita tanpa maksud mengalah ataupun menyakiti orang lain. Asertif bukan berarti pasif, agresif, ataupun pasif-agresif.
Komunikasi yang agresif biasanya bertujuan untuk mendominasi dan memenangkan percakapan ataupun memaksa salah satu pihak untuk mengalah. Memenangkan bisa berarti mempermalukan, menjatuhkan, dan membuat orang menjadi lemah sehingga tidak dapat mengekspresikan apa yang menurutnya benar.
Komunikasi asertif adalah kebenaran, menghargai hak-hak orang lain, berkomunikasi secara efektif, langsung, dan penuh percaya diri; ataupun bisa juga dikatakan bahwa bernegosiasi untuk menghindari konflik secara efektif dan ketenangan.
Pada dasarnya, Perilaku dalam Komunikasi dibedakan menjadi 3 macam, yakni Agresif, Pasif dan Asertif.  Anda dapat menjaga diri untuk selalu bersikap Asertif dan menghindari Perilaku Agresif ataupun Pasif.  Untuk itu Anda dapat mempelajarinya dengan memahami beberapa perbedaan 3 perilaku dalam komunikasi tersebut

1. Agresif
Perilaku dimana Anda akan mempertahankan Sikap dan Pendapat, tanpa mempedulikan orang lain, dan menginginkan hasil akhirnya sebagai Pemenang dari Komunikasi yang terjadi.  Sikap dan Perilaku Agresif dicirikan dengan :
1.       Terlalu banyak membuat permintaan kepada orang lain
2.       Terlalu dominan dalam menyuruh dan memerintah orang lain
3.       Kontak mata cenderung tegas dan melotot kepada lawan bicara
4.       Bahasa tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan
5.       Postur tubuh tegang dan cenderung membusungkan dada
6.       Ekspresi muka tampak memerah atau menahan emosi
7.       Intonasi suara tinggi dan berbicara keras dengan berapi-api.

2. Pasif
Perilaku atau sikap pasif ibarat Anda selalu menghindari konflik atau konfrontasi dengan lawan bicara, demi menjaga suasana damai dan tenang.  Anda cenderung mengalah demi kelanggengan hubungan yang telah terjalin, dengan mengorbankan kepentingan pribadi yang mungkin saja lebih penting daripada hubungan komunikasi tersebut.  Sikap pasif dapat terlihat dari beberapa hal berikut:
1.     Tidak mampu membuat permintaan kepada lawan bicara atau orang lain
2.     Cenderung menyimpan keinginan dalam hati dan enggan untuk diungkapkan
3. Tidak mampu berkata “tidak” atau menolak permintaan orang lain, walau sebenarnya tidak menginginkan permintaan tersebut
4.       Menghindari Kontak Mata lawan dan tidak mampu menatap lawan bicara
5.       Bahasa Tubuh gugup, salah tingkah, dan tangan cenderung berkeringat
6.       Postur Tubuh cenderung bungkuk, lemah atau lemas
7.       Muka memerah karena menahan malu atau pucat
8.       Berbicara pelan bahkan nyaris tidak terdengar

3. Asertif
Perilaku atau sikap inilah yang merupakan salah satu tabiat atau perilaku manusia efektif.  Anda tidak mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi pun sebaliknya tidak semena-mena menahan diri dari intervensi orang lain.  Anda mengajak lawan bicara untuk menemukan kemenangan bersama atau mendahulukan menang-menang.  Perilaku asertif adalah contoh komunikasi efektif yang berguna dalam pengembangan diri dan profesi Anda.  Berikut beberapa indikasi yang dapat Anda jadikan sebagai petunjuk dalam mengembangkan sikap atau perilaku asertif, yakni:
1.    Mampu membuat permintaan kepada orang lain dengan cara wajar, tanpa menunjukkan sikap kuasa atau kata perintah.
2.    Mampu menolak permintaan orang lain dengan sikap wajar, sopan dan tidak menyakiti perasaan orang lain dan perasaan diri sendiri.
3.       Kontak mata terjadi secara wajar, dengan pandangan yang tenang dan pantas
4.       Bahasa tubuh luwes, tenang dan wajar dengan aura keakraban
5.       Postur tubuh tegap, tenang dan rileks
6.       Muka tampak berseri-seri, penuh senyuman dan ekspresi wajar
7.       Berbicara dengan intonasi sedang, volume suara cukup, dan terasa lemah lembut.
Jadi jika dalam suatu percakapan ada suatu hal yang ingin kita sampaikan kepada lawan bicara kita, namun kita tahu bahwa hal ini nantinya akan menyinggung dia, kita harus bisa menahannya dan kita bisa mencari waktu yang lebih tepat. Memang betul kejujuran adalah hal yang penting, namun terkadang kita juga harus bisa menempatkan kapan sebaiknya informasi itu diberikan. Intinya kita harus memiliki empati[i] disini, karena ini merupakan hal penting dalam komunikasi asertif.
Komunikasi asertif adalah ketika kita dengan tegas dan positif mengekspresikan diri kita. Tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Apakah kita harus merasa tertekan saat menyampaikan isi hati kita? Misalnya dalam situasi, seseorang meminjam barang atau uang Anda, dia janji mengembalikannya katakanlah dalam waktu dua minggu. Ternyata setelah dua minggu bahkan 3 minggu dia belum mengembalikannya. Apakah kita diam, dan berharap dia ingat dan mengembalikannya? Bagaimana kalau dia tidak ingat-ingat terus? Dan kita pun tetap diam. Jangan-jangan kita mengumpat dia dalam hati, akhirnya kita menjadi tersiksa. Tentu langkah yang paling sehat adalah dengan langsung berkata kepada dia, “Saya saat ini membutuhkan buku/uang yang Anda pinjam dua minggu yang lalu”. Lalu dengarkan responnya.
Keterus terangan seperti inilah yang disebut dengan Komunikasi Asertif. Namun tolong Anda jeli akan kata-katanya “ Saya saat ini membutuhkan buku/uang yang Anda pinjam dua minggu yang lalu”. Bukan dengan berkata,” Anda koq pura-pura lupa ya untuk mengembalikan buku atau uang yang saya pinjam?”. Sebab ada dua perbedaan yang sangat besar dalam kalimat di atas, yang asertif kita mengakatan “Saya saat ini membutuhkan……Jadi kita menyampaikan atau mengekspresikan kebutuhan kita. Kalau kalimat yang yang kedua, “Anda koq……” berarti kita menuduh atau menyerang seseorang. Kalimat kedua ini disebut dengan kalimat agresif.
Contoh yang lain misalnya, Anda disodori kopi oleh seseorang ternyata rasanya tidak sesuai dengan selera Anda, katakanlah kemanisan. Kalu Anda diam dan pura-pura tidak ada apa-apa, berarti Anda memilih berkomunikasi secara pasif. Selanjutnya Anda mungkin kapok meminum kopi buatannya. Atau Anda berkata, “Ah kopi yang kamu buat terlalu manis, saya tidak suka”. Nampaknya kalimat ini netral, tapi ini masuk kategori yang agresif. Dampaknya dia akan kapok membuat kopi untuk Anda. Kalimat yang paling asertif adalah : “Saya sebenarnya lebih suka kopi yang tidak terlalu manis”. Dia akan berfikir bahwa dia tidak salah, hanya lidah Anda saja yang kurang pas. Dia senang, dan lain waktu dia kan berkata “saya akan bikin kopi, maunya gula seberapa banyak”. Nah hasil komunikasi asertif ini akan membuat hubungan lebih baik. Yang membuat hubungan kita putus adalah ketika kita dengan diam-diam menjauhi orang lain karena kita tidak setuju dengan dia, dan kita tidak mau berterus terang, atau ketika kita sering menyerang orang lain, dan kapok berkomunikasi dengan kita. Mungkin sebelum kekantor dia sudah berdoa dari rumah supaya tidak bertemu dengan kita. Hahaha..
Jadi kunci pertama untuk berkomunikasi asertif adalah “I Message” Sampaikan perasaan, pikiran atau opini Anda. Tidak ada satu kekuatan pun di dunia ini yang dapat menghambat Anda untuk mengkomunikasikan diri bukan? Selamat mencoba gaya baru Komunikasi Anda, komunikasi Asertif.

Sebagai Penutup
Ingat slogan yang saya tulis di awal, Practice makes perfect. Segala hal yang saya tuliskan di sini hanyalah sebuah pondasi dari sebuah bangunan. Bagaimana cara anda membangunnya, tergantung dari seberapa jauh anda berusaha dan berlatih. Selama pondasi kuat, diharapkan bangunan yang dihasilkan juga berkualitas.
Akhir kata, saya mengucapkan selamat berlatih dan semoga anda menjadi pribadi yang lebih sukses setelah membaca tulisan ini.








[i] Empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh bila sahabat kita orangtuanya meninggal, kita sama-sama merasakan kehilangan.
Empati, adalah melakukan sesuatu kepada orang lain, dengan menggunakan cara berpikir dari orang lain tersebut, yang menurut orang lain itu menyenangkan, yang menurut orang lain itu benar. Jadi, apa yang menurut Anda suatu kebaikan, bisa saja sebenarnya malah mengganggu orang lain.
Menurut Ubaydillah (2005) empati adalah kemampuan kita dalam menyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam di dalamnya. Empati adalah kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan orang lain tanpa harus larut.
Empati adalah kemampuan kita dalam meresponi keinginan orang lain yang tak terucap. Kemampuan ini dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita dengan orang lain (connecting with). Selain itu Empati merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi dengan coba memahami suatu permasalahan dari sudut pandang atau perasaan lawan bicara. Melalui empati, individu akan mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu permasalahan. Memahami orang lain akan mendorong antar individu saling berbagi. Empati merupakan kunci pengembangan leadership dalam diri individu.

Comments

Popular posts from this blog

Tel&C

TEL&C TUNAS EXPRESS LOGISTIC & COURIER Hi Guys, Kali ini saya mau memperkenalkan TEL&C, tempat dimana saya bekerja. TEL&C ini merupakan perusahaan yang baru saja berdiri, meski sudah berjalan beberapa tahun namun peresmiannya diadakan tanggal 1 Agustus 2016 kemarin. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa logistik, dan jasa yang ditawarkan ada tiga, yakni: 1. Jasa Kurir Jadi bisa menggunakan kiriman motor atau mobil untuk mengantarkan dokumen/paket Anda. Layanan ini dibagi menjadi tiga jenis kiriman: a. Quickly Express (max 3 jam)  b. One Night Service (Satu hari) c. Reguler (2-3 hari) 2. Trucking Untuk pengiriman barang yang menggunakan angkutan darat seperti truk 3. Warehousing Perusahaan ini juga menyewakan jasa penyimpanan barang atau pergudangan bisa untuk per m2 Jadi jika Anda membutuhkan saran dan solusi di bidang jasa logistik, silahkan hubungi kami kapan saja. Anggap aja ini

TUHAN, KEJAHATAN, PENDERITAAN

“Jika Allah itu BAIK, mengapa Ia mengizinkan adanya kejahatan dan penderitaan?” Dalam kitab Ayub dikisahkan bahwa Ayub, seorang saleh yang hidupnya selalu baik ternyata mengalami penderitaan terus-menerus sampai Ayub sendiri merasa  tidak berdaya akan situasi kemalangan yang menimpanya. Ternyata situasi yang  dialami Ayub (mungkin) juga menimpa kehidupan kita dengan cara dan bentuk yang berbeda. Pada kenyataannya di dunia ini terdapat kejahatan dan penderitaan. Lalu inti pertanyaannya adalah: Apa sebabnya Allah mengizinkan adanya kejahatan dan penderitaan dalam dunia? Fakta adanya kejahatan dan penderitaan bertentangan dengan eksistensi Allah yang Mahatahu, Mahakuasa, dan Mahabaik. Jika Allah memang demikian, mengapa Ia membiarkan adanya kejahatan dan penderitaan di dunia? Untuk mengkaji persoalan ini, kita perlu membedakan dua masalah: masalah kejahatan dan masalah keburukan pada umumnya, khususnya penderitaan. KEJAHATAN Kejahatan menyangkut fakta bahwa manusia bisa ber

MENGASAH PISAU DAN GUNTING

Tahukah Anda bahwa mengasah gunting memerlukan teknik khusus? Ya, begitulah yang saya alami dari pengalaman. Jadi Belum lama ini saya baru beli batu asah di pasar. Setelah saya beli, muncullah semangat saya untuk mengasah semua perkakas rumah tangga saya biar lebih tajam baik pisau maupun gunting. Namun setelah sekian lama mengasah, hasilnya ternyata mengecewakan, bukannya tajam malah menjadi tumpul. Sial, sudah buang tenaga, buang barang juga. Gunting yang sudah tumpul tidak dapat anda gunakan lagi, jadi silahkan UCAPKAN Say GoodBye... TEKNIK ASAH PISAU Kalau mengasah pisau, harus satu arah dan kemiringan pisau harus hampir menempel dengan batu asahnya. Tergantung dari tingkat ketumpulannya, kalau misalnya tumpul sekali gosok pisau di permukaan yang kasar dulu, kemudian baru menggunakan bagian yang halus untuk memperhalus bagian yang sudah diasah. Bisa dibantu dengan menggunakan sedikit air atau sabun pencuci piring supaya licin. TEKNIK ASAH GUNTING Beda halnya d