MELATIH
KEMAMPUAN BERBICARA ANDA
PUBLIC
SPEAKING
(Y.L. Indra Kurniawan S.S.,M.M.)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Do You Feel
Nervous..??
Saya ingat betul ketika pertama kali saya mulai berbicara di depan publik,
dengan seisi ruangan yang nyaris tidak ada yang saya kenal sama sekali. Weww… jangankan
berbicara, masuk ke dalam ruangan pun kaki sudah gemetar dan keringat dingin.
Saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami situasi kehilangan rasa
percaya diri dan mencemaskan apa yang akan dilakukan atau katakan hingga
mengakibatkan sulitnya berkomunikasi.
Beberapa orang akan merasa gugup dalam situasi yang melibatkan orang
yang tidak dikenal dengan baik, sedangkan beberapa yang lain akan cukup percaya
diri untuk bercakap-cakap dengan satu atau dua wajah baru,
tetapi hatinya gentar saat dihadapkan dengan ruangan besar yang dipadati oleh
ruangan yang tidak dikenal. Perhatikanlah, ada beberapa reaksi/ekspresi yang
mungkin terlihat ketika seseorang gugup:
1.
Pura-pura
sibuk dengan gadgetnya
2.
Berkeringat
3.
Salah
tingkah
4.
Diam
seribu bahasa
5.
Berbicara
tidak henti
6.
Gugup
Bagaimanapun
perasaan Anda saat ini, jika Anda ingin merasa nyaman dan percaya diri dengan
orang lain dalam setiap situasi, saatnya Anda berubah! Tulisan ini hanya
menjadi stimulus saja. Berhasil atau
tidak, tergantung dari seberapa sering Anda mempraktekkannya. Ingat, Practise
makes Perfect.
Akar kata KOMUNIKASI
Berbicara soal komunikasi, ada baiknya jika kita mengetahui
terlebih dahulu asal muasal kata tersebut. Secara etimologis (asal-usul kata),
komunikasi berakar kata Latin, ”comunicare”, artinya “to make common” –
membuat kesamaan pengertian, kesamaan persepsi. Dengan kata lain kita mencoba
menyamakan cara pandang kita dengan orang lain, atau minimal orang lain
menangkap gagasan kita.
Akar kata Latin lainnya “communis” atau “communicatus”
atau “common” dalam bahasa Inggris yang berarti “sama”, kesamaan makna (commonness).
Ada juga akar kata Latin ”communico” yang artinya membagi. Maksudnya
membagi gagasan, ide, atau pikiran.
Intinya, sejauh Anda dan lawan bicara Anda saling mengerti itu
sudah cukup mewakili makna komunikasi. Tapi kalau Anda dan lawan bicara Anda
tidak saling mengerti, itu berarti komunikasi gak nyambung.
REALITAS OBJEKTIF
Beberapa fakta yang harus Anda sadari dalam kehidupan ini.
Dengan ini kita perlu menyadari bahwa setiap manusia itu berbeda-beda.
Bahkan kembar identik sekalipun tidak sama. Perbedaan itu tampak dari latar
belakang, warna kulit, ras, suku, agama, hobi, sifat, perilaku, karakter, dll.
Dengan mengakui adanya perbedaan tersebut, kita hendaknya menjadi lebih
bijaksana menyikapi hidup, menyadari bahwa setiap orang memiliki pikiran, ide,
gagasan, ciri khas, dan gayanya sendiri.
2.
Manusia adalah makhluk sosial
Fakta bahwa manusia adalah makhluk sosial adalah kenyataan yang tidak
dapat dibantah. Sejak manusia dilahirkan, ia membutuhkan orang tuanya untuk
bertahan hidup. Bahkan dalam tradisi Kistiani dikisahkan sejak jaman manusia
pertama diciptakan, Hawa diberikan untuk menemani sang Adam. Tidak ada yang
dapat hidup sendiri tanpa orang lain, kecuali dalam kasus khusus seperti dalam
film Tom Hanks (Cast Away). Itupun dia masih berusaha untuk berkomunikasi
dengan bola volli yang diajak ngobrol setiap hari. Hal ini dilakukannya agar
dia tidak menjadi gila.
Interaksi sosial bukan hanya tuntutan hidup melainkan sebuah kebutuhan
setiap manusia. Maka dari itu, aneh sekali ketika seseorang menarik diri dari
kehidupan sosialnya dan mengisolasi diri. Orang semacam itu tidak akan bertahan
lama, kemungkinan terbesar berita selanjutnya adalah “korban bunuh diri lompat
dari gedung/gantung diri/ditabrak…” Ia tidak akan pernah bisa mengingkari
kodratnya sebagai makhluk sosial.
Ok, setelah mengetahui 2 kenyataan di atas, kita sudah diingatkan bahwa
setiap manusia adalah pribadi yang unik. Betapa membosankan apabila kita semua
sama. Namun, meski tidak sama kita memiliki kesamaan yaitu kita semua
berkomunikasi dalam hidup keseharian. Meskipun demikian, beberapa orang
benar-benar tidak menikmati aktivitas tersebut dan merasa tidak pAndai
melakukannya dan akhirnya menghindari aktivitas tersebut.
Kenapa sih
susah banget ngomong sama orang?
Apa yang membuat seseorang tidak PD berbicara dengan orang lain?
-
Gue ga
bisa berkata apa-apa
-
Gue
orangnya ga jago ngomong
-
Gue
orangnya grogian
-
Gue ga
bisa debat sama orang
-
Gue ga
suka bergaul sama orang lain
-
Gue ga
bisa bicara kalau banyak orang.
Bagi sejumlah orang, beberapa situasi menyebabkan ia tidak nyaman dan
tidak mampu untuk berkomunikasi. Situasi-situasi tersebut menjadi keterbatasan
yang melemahkan kemampuan mereka untuk menikmati hidup bahkan menghambat
kemajuan dalam hidup mereka.
Biasanya seseorang sulit untuk berkomunikasi karena:
1.
Kurang PD,
terkadang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu (yang menyebabkan traumatik)
Sebut saja Eka, sejak kecil ia tidak pernah
dihargai dan dianggap apapun yang dia katakan di dalam keluarganya. Setiap
berbicara, ia disuruh diam dan tidak boleh membantah. Hal ini mengakibatkan ia
menjadi pendiam dan selalu takut untuk mengungkapkan pendapatnya. Ia merasa
lebih nyaman untuk tidak berbicara.
2.
Tidak tahu
harus berbuat apa atau cara melakukannya, atau bagaimana terlibat dalam sebuah
percakapan, membangun jalinan rasa simpati, berbicara dengan penuh percaya
diri, mengajukan pertanyaan.
Hal ini dimungkinkan karena kurangnya wawasan,
pengalaman, dan interaksi sosial sehingga tidak banyak tahu tentang topik-topik
tertentu dan membuat kita jadi minder untuk terjun ke dalam obrolan-obrolan
orang lain. A.k.a kaya iklan SIMPATI, “bebas roamingg…”
3.
Rasa
cemas/takut – mengkhawatirkan apa yang kira-kira akan terjadi.
Ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan
membentengi seseorang dalam melakukan sesuatu, padahal kenyataannya belum tentu
demikian.
You became
what you thought!
PERCAYA DIRI! Bayangkan Anda adalah seorang prajurit yang
akan pergi berperang tapi tidak mempersiapkan senjata ada perlengkapan yang
dibutuhkan dalam pertempuran. Tanpa basa-basi, Anda pasti langsung tewas di
dalam pertempuran. Dalam hal ini pun sama, Anda perlu mempersiapkan senjata dan
perlengkapan yang diperlukan untuk bertempur. Ketika Anda sudah mempersiapkan
semuanya, Anda akan jauh lebih percaya diri untuk terjun ke dalam pertempuran.
Senjata atau perlengkapan apa saja yang diperlukan:
1.
Menerima
diri Anda apa adanya.
Kunci keberhasilan Anda pertama-tama dimulai
dengan bersyukur. Menerima keadaan diri Anda apa adanya. Penerimaan ini hanya
dimungkinkan apabila kita sudah mengenal dengan baik diri kita masing-masing
baik itu kelebihan atau kekurangan yang kita miliki. Dengan bersyukur, Anda
akan memancarkan aura positif dan membuat lingkungan sekitar Anda lebih nyaman
dengan Anda.
2.
Pemikiran
yang positif, hati yang terbuka, niat yang tulus dan ikhlas
Percaya atau tidak, Anda menjadi apa yang Anda
pikirkan. Dalam buku The Secret, dibahas bagaimana kekuatan pikiran dapat
menentukan segalanya. Dahulu saya berangan-angan, suatu hari nanti saya mau
bisa mengambil dan lulus dari S2. Waktu itu hanya sebatas angan-angan, tapi
seiring dengan berjalannya waktu, jalan pun terbuka. Sekarang tak terasa saya
sudah l
ulus S2. Maka dari itu saudara sekalian, be carefull of what you wish
for.
Jika Anda menginginkan sesuatu, mintalah dan
yakinilah. Meski sekarang Anda belum tahu harus mulai darimana dan harus
berbuat apa, percayalah ketika waktunya tiba pintu akan terbuka.
Orang sukses telah membayangkan bahwa kesuksesan itu telah terjadi. Dia
mempunyai tujuan yang harus diraih, meski ia sendiri tidak tahu harus bagaimana
dan harus mulai darimana untuk mencapai goal
itu tapi keyakinannya sudah mantap bahwa ia pasti berhasil. Sisanya barulah ia
mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuannya itu. Berpikir positif, selalu
optimis dan memiliki keyakinan yang kuat.
Keyakinan adalah pikiran yang kita anggap benar dan ikut mempengaruhi
perilaku kita. Contoh:
Keyakinan: saya tidak bisa presentasi
Pikiran: Astaga, jangan. Saya harap ada yang
menggantikan saya. Saya benci presentasi. Nanti pasti jelek
Kondisi: gugup, cemas, dan merasa mual
Perilaku: jika Anda cemas ketika sedang presentasi,
kemungkinan besar Anda menghindari kontak mata, berbicara dengan cepat,
manerism, tersendat-sendat.
Konsekuensi: audiensi merasa tidak dilibatkan dan nampak
bahwa Anda kurang percaya diri di mata mereka.
Kesimpulan: keyakinan Anda bahwa Anda tidak bisa
presentasi akan semakin menguat.
3.
Upgrade
diri dengan banyak membaca, nonton, browsing
Saya menyadari dan mengakui bahwa dengan
membaca, otak saya kembali disegarkan. Wawasan saya jadi bertambah dan saya
jadi punya bahan yang dapat saya diskusikan dengan orang lain. Sama halnya
ketika Anda belajar bahasa, toh Anda harus menghafal terlebih dahulu vocabulary-nya untuk memperkaya kamus
kosakata di benak Anda.
Dengan membaca, menonton, Anda memperbanyak
kamus pengetahuan di benak Anda, yang kiranya dapat Anda gunakan sewaktu-waktu.
4.
Memperluas
lingkup sosial, dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tertentu (olahraga, kegiatan gereja, dll)
Kalau yang satu ini tidak lain adalah untuk
membantu Anda supaya tidak kuper.
Pengalaman ini bukan dimaksudkan agar Anda menjadi orang yang sombong, tapi
sebagai salah satu aset yang pasti dibutuhkan dalam bercakap-cakap dengan orang
lain.
5.
Banyak
mengunjungi tempat-tempat baru.
Dalai Lama menganjurkan, “Kunjungilah
tempat-tempat baru paling tidak setahun sekali.” Tujuannya selain untuk
refreshing, juga untuk memperluas wawasan Anda. Hal ini juga menjadi modal yang
dapat membantu dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Here the basic tools
Menarik diri sendiri, kemampuan mengambil jarak
Sekarang perhatikan ketika Anda bercermin, Anda pasti akan mengambil
jarak tertentu terhadap cermin untuk melihat pantulan diri Anda di cermin untuk
melihat apakah rambut Anda sudah tertata dengan baik, atau pakaian Anda sudah
rapih atau belum. Tidak mungkin Anda bercermin dengan hidung Anda menempel pada
cermin, karena Anda tidak mampu melihat pantulan diri Anda dengan jelas.
Hal ini berguna ketika Anda terlibat dalam sebuah percakapan untuk
membahas suatu masalah tertentu. Seringkali ketika orang terlibat dalam
percakapan semacam ini, ia lupa tujuan dan maksud dari percakapan yang
sebenarnya malah terjebak dalam bumbu-bumbu letupan emosi.
Anger management
Kemampuan mengatur emosi menjadi syarat mutlak dalam hal berkomunikasi. Jika
Anda mudah emosi dan tersinggung, Anda tidak mampu melakukan percakapan dengan
baik. Salah satu trik untuk mengakali hal ini adalah, coba latihan melihat suatu
persoalan dari perspektif lain. Misalnya: Anda adalah seorang manajer HRD dan
ada seorang karyawan yang datang terlambat. Anda langsung memanggil dan menegur
orang tersebut kemudian memberikan sanksi tanpa meminta penjelasan lebih
lanjut. Padahal kemungkinan orang tersebut datang terlambat memang karena roda
kendaraannya bocor dan harus menunggu bannya diganti sehingga ia terlambat
datang ke kantor. Dalam hal ini latihan yang diperlukan adalah, membayangkan
berbagai kemungkinan yang bisa terjadi sebelum memberikan sebuah penilaian.
Latihan lain yang dapat Anda lakukan untuk mengolah emosi Anda adalah
melakukan latihan body and mind seperti yoga/pilates, termasuk meditasi dan
kontemplasi. Apapun itu sekiranya dapat membantu untuk membuat Anda lebih
tenang dalam menghadapi segala sesuatu.
Kemampuan menempatkan diri
“If u put the water into the cup,
it will become a cup. If u put the water into the tea pot it will become a tea
pot. If u put the water into the bottle, it will become a bottle. Be the water…”
(Bruce Lee)
Kemampuan Anda untuk menempatkan
diri dalam situasi tertentu menjadi
sesuatu yang sangat krusial. Bayangkan ketika Anda sedang berada di rumah duka,
Anda bercAnda atau berusaha melucu di tengah keluarga yang sedang berduka dan
reaksi yang muncul dari keluarga yang ditinggalkan adalah reaksi muka datar.
Rasanya menjadi konyol dan tidak pada tempatnya bukan.
Sesuaikan diri Anda dengan tempat/orang/situasi di mana Anda akan
terlibat.
If you want to be a
good speaker, be a good listener
Seberapa sering Anda melamun ketika orang lain berbicara?
Seberapa sering Anda merasa harus meminta orang lain mengulangi
perkataannya karena Anda tidak memperhatikan apa yang mereka katakan?
Seberapa sering Anda diajukan pertanyaan yang sepenuhnya membungkam Anda
karena justru Anda tidak mendengarkan bagian inti dari percakapan itu?
Seberapa sering Anda mereka sedang memikirkan daftar belanja /liburan
berikut/apakah Anda telah mematikan lampu/apa yang akan Anda lakukan akhir
pekan depan/masalah di tempat kerja, sementara orang lain berbicara dengan Anda?
Jika Anda pernah mengalami semua itu, berarti Anda tidak mendengarkan!
Tuhan menciptakan manusia dengan dua telinga dan satu mulut. Ada yang
mengatakan bahwa kodrat manusia diciptakan untuk lebih banyak mendengar
daripada berbicara. Namun seringkali manusia cenderung untuk ngomong daripada
mendengarkan, karena egoisme pribadi (pamer, tidak mau kalah, menggurui, tidak
mau tahu, dll). Dokter saja bertanya dahulu sebelum dia mengambil kesimpulan
terhadap pasiennya. “Apa keluhan Anda?”
Jadi jika Anda benar-benar ingin mampu berbicara dengan siapa saja dan
penuh percaya diri, jadilah pendengar yang baik. Anda tidak hanya akan lebih
dihargai sebagai teman, kolega, tetapi rasa percaya diri Anda juga akan tumbuh.
Selain itu, Anda akan memperoleh simpati dari mereka yang menganggap Anda
pendengar yang baik.
Sekarang bagaimana caranya supaya Anda menjadi seorang pendengar yang
baik.
1. Lakukan
apa saja yang Anda bisa lakukan untuk menghentikan kebisingan dalam benak Anda.
Jangan biarkan pikiran Anda mengembara dengan sendirinya. Control your mind.
2. Hindari
godaan untuk mulai menyiapkan jawaban Anda sebelum mereka selesai
3. Dengarkan
dengan hati dan pikiran terbuka. Jangan suka memblokade pikiran Anda.
4. Hindari
asumsi dan ketergesaan untuk menilai.
5. Dengarkan
perkataan pembicara sampai habis tanpa hindari memotong pembicaraan.
6. Hindari
sikap tanpa respons
7. Jika Anda
ingin memastikan bahwa Anda memahami maksud tertentu, lakukan konfirmasi untuk
menghindari salah persepsi.
8. Jika Anda
ingin mengingat rinciannya, ulangi segera.
Misalnya:
“Aku ke pesta yang berantakan pekan.”
“Berantakan?”
“Bisnis akhir-akhir ini agak lesu.”
“Lesu?”
Gunakan pertanyaan yang terbuka untuk membuat percakapan Anda jauh lebih
panjang.
PUJIAN yang mencuri hati dan yang
tidak.
Perlu diketahui ada beberapa peraturan untuk melontarkan pujian yang
sungguh-sungguh mengena pada sasarannya. Berikan pujian hanya jika Anda
sungguh-sungguh memujinya. Orang yang terlalu sering memuji terkesan menurunkan
martabat pujian itu sehingga dapat dianggap tidak tulus, dan yang terparah bisa
dianggap menjilat.
Beri pujian yang khusus dan spesifik, jangan yang general. Pujian yang
terlalu umum akan terkesan hanya basa-basi.
Pikirkan waktu dan tempat untuk melontarkan pujian. Pilihlah waktu yang
tenang bersama orang yang berkepentingan dan tidak ada orang lain. Pastikan Anda
menatap matanya agar mereka bisa melihat bahwa Anda serius. Jadikan hal itu
berkesan.
Kadang, Anda bisa mengabaikan peraturan-peraturan itu dan ketika saatnya
telah tiba, Anda tinggal melontarkan satu atau dua kata pujian yang akan
menyemangati orang lain:
“makanannya lezat”
“kamu tampak hebat”
Hati-hati dalam memberikan komentar. Komentar yang tidak tepat akan
menimbulkan reaksi yang kurang mengenakkan.
Contoh:
Gary sedang menghadiri pesta reuni sekolahnya. Ia berpapasan dengan
teman sekelasnya dulu, Charlie, dan percakapannya berlangsung sbb:
“Charlie! Senang sekali melihatmu
lagi. Bagaimana kabarmu?”
“Baik sekali. Kamu sendiri
bagaimana?”
“Yeah, baik2 saja…”
Pada titik ini Gary melihat Sally yang berada di sisi lain ruangan itu,
Sally adalah teman sekelas seperti dirinya dan Charlie.
“Ya Tuhan, itu Sally. Siap-siap
menjadi bosan deh. Masih ingat ia kan?”
“Ya, kami menikah tahun lalu.”
Jika Anda sudah terlanjur terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan,
minta maaf dan segera alihkan topik pembicaraan, atau jangan memaksakan
percakapan.
Bingung menghentikan percakapan
Kita semua pernah mengalami saat kita sedang berbicara dengan seseorang
tetapi ingin segera menghentikan percakapan itu dan pergi. Terkadang, ada orang
yang tidak tahu apa dampak yang diakibatkan kepada orang lain dan terus saja
mengoceh tanpa mengindahkan kepentingan Anda. Mereka yakin bahwa apa yang
mereka katakan itu sangat memikat dan bahwa Anda beruntung karena berada di
sana.
Mereka kadang malu, gugup, dan rasa gugupnya justru terlihat melalui
ekspresinya dalam percakapan tanpa henti.
Salah satu penyebab utama kita tetap mendengarkan mereka adalah karena
kita tidak ingin membuat mereka tersinggung, bahkan jika memang terpaksa,
mendengarkan mereka tanpa henti.
Jadi tujuan kita adalah menghentikan kontak sementara dengan tetap
membuat mereka merasa OK tentang hal itu. Kita hanya ingin melakukannya dengan
baik tanpa menyinggung perasaannya, jadi inilah pendekatan NICE kami yang
menyenangkan itu:
N: Name (NAMA)
Kita semua menanggapi jika ada yang menyebut nama kita, karena kita
memang sudah diprogram untuk menanggapinya. Jadi, jika Anda ingin menghentikan
seseorang ketika ia tengah berbicara, cara terbaik untuk melakukannya adalah
dengan menyebut nama mereka. Sekarang, Anda memperoleh perhatian mereka.
I: Interest (MINAT)
Katakan pada mereka bahwa Anda berminat pada apa yang tengah mereka
katakan. Ungkapkan rasa senang karena telah bercakap-cakap dengan mereka.
Dengan kata lain, buatlah mereka merasa nyaman tentang diri mereka sendiri.
C:Conclude (KESIMPULAN)
Menyimpulkan percakapan itu dengan menjelaskan apa yang ingin Anda
lakukan selanjutnya
E: Exit (SUDAHI)
Sudahi dengan menyenangkan sambil memberi mereka kepastian bahwa Anda
berharap akan melanjutkan pembicaraan dengan mereka lagi di lain waktu.
Contoh:
N: Billy, seneng banget bisa ngobrol-ngobrol sama u dan dengerin cerita
tentang anak-anak u
I: Menurut gw, mereka anak-anak yang hebat
C: Gw pengen tau apakah gw masih sempet ketemu Vivi sebelum dia pergi,
tolong maafin gw ya klo gw pamitan sekarang.
E: gw berharap kita bisa ada kesempatan untuk ngobrol-ngobrol lagi di
lain waktu.
Jika bahasa contoh di atas tidak cocok dengan Anda, silahkan lakukan
dengan cara Anda tersendiri. Apapun yang Anda rasa paling nyaman akan menjadi
sesuatu yang berhasil dengan baik. Ikuti saja formula NICE.
SiMPATi
Ada orang yang merasa cocok secara alami, meski baru pertama kali
berjumpa. Begitu pula sebaliknya, Anda tidak merasa cocok. Begitulah adanya.
Anehnya, kita dapat cepat mengambil keputusan tentang orang lain dalam
sekejap. Mungkin Anda pernah merasakan hal yang sama. Anda pernah memasuki
sebuah ruangan, di sebuah pesta, dan di sana Anda bertemu dengan seseorang yang
belum pernah Anda kenal sebelumnya. Mata Anda menyapu ke sekeliling ruangan,
lalu tertumbuk pada seseorang, dan tanpa perasaan ragu sedikit pun Anda
berpikir, “Ia sepertinya menyenangkan,
saya ingin mengobrol dengannya sekarang.”
Begitu pula, Anda akan melihat seseorang dan tanpa alasan yang kuat Anda
akan berpikir, “Ah, sepertinya ia tidak
begitu menyenangkan!”
The question is: How Come?
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Coba Anda ingat-ingat kembali , ketika Anda pertama kali bertemu dengan
orang tertentu; mungkin ketika Anda menghadiri suatu acara tertentu dan
diperkenalkan dengan seseorang yang belum pernah Anda kenal. Jika demikian,
cobalah dan ingatlah saat itu.
Apa yang Anda perhatikan tentang dirinya?
Apa kesan pertama Anda tentang dirinya?
Penilaian apa yang Anda buat tentang dirinya?
Whether you like it or not, we tend
to judge in a click. Kita pun
menilai orang berdasarkan segudang kriteria. Kenyataannya, ada sejumlah hal
yang tidak pernah dapat kita ubah, misalnya: tinggi badan, usia, jenis kelamin,
etnis, dan logat. Namun ada sejumlah hal yang dapat kita ubah, misalnya
penampilan, baju, rambut, aroma, kontak mata, jabat tangan, ekspresi wajah,
nada suara, serta kata yang saya gunakan untuk menyapa orang.
Penting untuk mengenali apa yang diperhatikan orang pada pertemuan
pertama, sehingga kita dapat memastikan kita menciptakan kesan pertama yang
benar-benar positif.
“Kita tak akan pernah memiliki
peluang kedua untuk menciptakan kesan sebaik yang pertama”.
Jadi, apa yang perlu kita perhatikan untuk kesan pertama?
Jika dirangkum ada 3 area utama yang perlu diupayakan:
1.
Verbal:
kata-kata yang kita gunakan
2.
Vokal:
nada suara, kecepatan, irama, volume, dll
3.
Visual:
penampilan, postur, isyarat, mimik, dll
Ketiga hal ini adalah kumpulan instrumen komunikasi. Sekarang dari tiga
hal ini, manakah yang paling kita perhatikan? Seorang ahli psikologi, Albert
Mehrabian yang mempelajari tiga bidang tersebut pada pertemuan pertama dan
dampaknya pada tingkat mana kita membuat penilaian “suka/tidak suka” dari orang
yang dimaksud. Dia membuat persentase dari ketiga bidang ini:
Verbal: 7%
Vokal: 38%
Visual: 55%
Tentu saja kita tidak akan membahas darimana ia mendapatkan angka-angka
tersebut, tapi yang terpenting adalah kita melihat bobot dari setiap area
tersebut menjadi faktor penentu kita dalam membuat penilaian “suka/tidak suka”
sejak dini pada tahap pertemuan.
Seorang filsuf dari mazhab pluralisme, Empedokles mengatakan, “yang sama akan mengenal yang sama.”
Dalam sebuah penelitian, ternyata orang menyukai orang yang mirip dengan
mereka. Tanpa disadari kita pun selalu mencari orang yang serupa dengan kita.
Tentu saja, kita cenderung memilih orang yang paling seiya-sekata dengan kita.
How suprising! Ternyata bersama mereka, rasa simpati kita muncul secara wajar.
Kita tidak perlu memikirkannya secara rumit.
Tapi beda ceritanya kalau kita bertemu dengan orang yang sulit untuk
diajak berkomunikasi. Kita semua pernah mengalami hal itu. Anda bertemu dengan
seseorang dan perlu menjalin hubungan baik dengannya, tetapi padahal Anda
merasa sulit sekali berhubungan dengan mereka.
The first thing that u must build
in your self
Jika Anda ingin berhasil membina rasa simpati itu dan menjalin hubungan
baik dengan seseorang, Anda harus benar-benar menginginkannya! Jika Anda
benar-benar tidak tertarik dan tidak memiliki rasa ingin tahu terhadap orang
yang sedang bersama Anda, semua sia-sia. Jika Anda sungguh-sungguh ingin mampu
berbicara dengan siapa pun dan dalam situasi apa pun dengan penuh percaya diri
DAN meninggalkan kesan baik, maka Anda perlu berkomitmen untuk menjadi tertarik
dan memiliki rasa ingin tahu.
Tapi tentu saja Anda akan berhadapan dengan orang yang tak perlu Anda
sukai dan situasi yang lebih menantang, meski terkadang Anda tidak akan
menginginkan percakapan tertentu seperti:
·
Manajer
yang tidak cocok dengan Anda
·
Seseorang
yang sangat menjengkelkan
·
Profesional
yang mencoba membutakan Anda dengan ilmunya
·
Seseorang
yang membuat Anda kewalahan
· Ketika Anda
harus memberitahu seorang teman bahwa mereka pernah melakukan sesuatu yang
pernah membuat Anda jengkel.
Faktanya, jika Anda terlibat dalam percakapan tersebut dengan hasrat
yang nyata untuk memahami, menyampaikan maksud Anda secara efektif dan tegas,
sekaligus menjalin rasa simpati apa pun sebatas kemampuan Anda yang akan
membantu Anda untuk meraih hasil, maka Anda akan menjadi jauh lebih sukses
dalam hubungan Anda.
Jadi sebelum Anda berpikir untuk meningkatkan ketrampilan menjalin rasa
simpati, pastikan bahwa dalam percakapan apa pun yang Anda ikuti, Anda
melakukannya berdasar sudut pandang ingin
menjalin hubungan yang saling menguntungkan.
Simpati itu direncanakan
“Jika Anda gagal merencanakan, maka Anda
berencana untuk gagal”.
Sekarang apa hubungannya perencanaan dengan menjalin rasa simpati?
Jika Anda diundang ke sebuah acara tempat Anda akan bertemu orang yang
berbisnis dalam industri tertentu; orang yang memiliki hobi tertentu-Anda
diundang ke pesta tahunan, klub olahraga, orang yang bekerja untuk yayasan amal
setempat; orang yang mendukung tujuan yang mulia, maka Anda perlu melakukan
persiapan berikut:
1.
Lakukan
riset yang melatarbelakanginya-sejarah klub itu/hasil pertandingan musim saat
itu, dll.
2. Cari
informasi mengenai olahraga/hobi tersebut
3. Pelajari
sejumlah istilah yang berkaitan dengan olahraga, hobi atau bisnis tersebut
4. Persiapkan
sejumlah pertanyaan-Anda tidak perlu tahu segalanya, jadi Anda bisa
mengabaikannya dengan menunjukkan bahwa Anda tertarik untuk tahu lebih banyak.
5. Tidak ada
yang bisa membantu menjalin rasa simpati lebih cepat dan mudah daripada minat Anda
serta fakta bahwa Anda bersedia repot-repot mencari tahu sesuatu sebelum Anda berbincang.
Lebih dari apapun, setidaknya hal itu akan memberi Anda peluang untuk memahami
apa yang mereka bicarakan.
6. Sekali Anda
telah menjalin simpati yang baik, maka Anda akan memperoleh kesempatan untuk
memimpin. (Memimpin adalah memanfaatkan ketrampilan menjalin rasa simpati Anda
untuk menggeser perilaku dan kondisi orang lain dengan memodifikasi perilaku Anda
sendiri)
CARA BERBICARA AGAR DIDENGARKAN OLEH ORANG LAIN
Lima formula untuk menyampaikan pesan Anda
Menyampaikan maksud Anda secara jelas; mengutarakan masalah Anda,
membuat Anda didengar. Akan ada saatnya di tempat kerja ketika semua itu
menjadi sangat penting bagi Anda. Pertanyaannya adalah bagaimana Anda mengatur
pikiran dan ide Anda sedemikian rupa sehingga Anda mampu memperoleh tanggapan
yang Anda inginkan?
Pertama, hal itu bergantung pada adakah masalah yang ingin Anda ungkap
agar diperhatikan, atau apakah Anda ingin mengusulkan solusi bagi masalah yang
telah ada.
1.
Nyatakan
masalahnya
· Pelajari
faktanya agar presentasi itu mampu menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi
· Kaji ulang
atau tekankan latar belakang masalah (yang Anda tahu tidak terlalu
diperhatikan)
·
Uraikan
masalahnya dengan jelas
2.
Konsekuensi negatif
· Kenali
konsekuensi negatif yang terjadi akibat masalahnya. Pada tahap ini, jagalah
agar pengamatan Anda bersifat umum dan objektif; semua yang spesifik akan
menyusul.
3.
Pengalaman
Pribadi
· Berikan
contoh baik dari pengalaman Anda sendiri dalam memecahkan masalah dan
pengaruhnya terhadap diri Anda.
4.
Bukti
· Perlihatkan
fakta dan informasi yang mendukung dan memperjelas situasinya. Inilah maksud
yang memberikan rincian khusus kepada Anda yang akan memperkuat posisi Anda.
· Gunakan
bukti dari pihak ketiga, selain pengalaman pribadi Anda. Anda perlu
mengumpulkan bukti dari kolega, langganan, pemasok, siapa pun yang merasakan
imbas dari masalah yang sedang dihadapi.
5.
Ringkasan
· Nyatakan
kembali masalahnya sebagai topik utama untuk menjamin audiensi Anda telah
memahami dengan jelas
·
Jabarkan
tindakan apa yang perlu diambil untuk memecahkan masalah itu.
Anda dapat menggunakan format berikutnya jika Anda memiliki gagasan atau
anjuran yang akan memecahkan masalah yang telah diketahui dan Anda ingin agar
audiensi mengambil tindak lanjut terhadap solusi Anda.
1.
Meringkas
masalah
· Biarkan
audiensi tahu bahwa Anda memiliki ide yang dapat memecahkan masalah yang tengah
dihadapi
·
Jabarkan
masalahnya secara singkat
·
Jelaskan
mengapa bisa menjadi masalah
2.
Perkenalkan
solusi Anda
·
Perkenalkan
ide Anda dan jelaskan apa kaitannya dengan masalah tersebut
·
Jelaskan
usulan Anda
3.
Konsekuensi
positif
· Jabarkan
konsekuensi positif dari pelaksanaan solusi Anda, dan pastikan konsekuensi
tersebut memiliki nilai bagi audiens.
4.
Tunjukkan
bukti
·
Perlihatkan
fakta dan informasi yang memberikan bukti untuk memperkuat nilai solusi Anda
5.
Ringkasan
·
Ringkaslah
masalahnya dan apa saja konsekuensi positif bagi pemecahannya
·
Ringkaslah
solusi Anda dan metode pelaksanaannya
·
Ringkaslah
konsekuensi positif dari pelaksanaan SOLUSI Anda
6.
Tindakan
·
Jabarkan
tindakan yang perlu diambil, oleh siapa dan kapan.
Dalam situasi apapun, rencanakan presentasi Anda secara cermat dan jika
mungkin, mintalah seorang kolega untuk mendengarkannya dan memberi Anda umpan
balik sebelum Anda melakukannya. Ia akan memberi Anda waktu untuk menambah rasa
percaya diri. Ia juga akan memberi Anda peluang guna menguji keabsahan dan daya
tarik bagi solusi Anda dan memastikan bahwa Anda menyampaikan maksud Anda
secara jelas tanpa ragu.
TIPS
1. Jika untuk
alasan apapun, Anda merasa tegang atau cemas sebelum memasuki ruangan, inilah
sejumlah tip ampuh untuk mengatasinya:
2.
Luangkan
waktu untuk menyendiri dan berdirilah dengan “posisi yang tepat”: berdiri
tegak, jaga agar kepala tetap tegak
3. Sesuaikan
dan pertahankan sikap berdiri yang tegas: berdiri dengan kaki terbuka, jagalah
agar bobot Anda seimbang
4.
Ketika
melangkah, melangkahlah dengan tujuan
5. Tarik
napas dalam dengan santai. Menarik napas dalam-dari diafragma Anda, bukan
rongga dada atas-memberi sinyal pada otak Anda bahwa Anda rileks dan percaya
diri.
6. Atur irama
napas Anda: keluarkan napas dua kali lebih panjang daripada saat Anda
menariknya, misalnya menarik napas dalam lima hitungan dan mengembuskan napas
dalam sepuluh hitungan.
7.
Perhatikan
betapa Anda merasa lebih santai setelah bernapas enam kali atau lebih.
8.
Pertahankan
perasaan itu dan segera masuki ruangan
9.
Perkenalkan
diri Anda pada orang yang hadir. Anggap ini sebagai pemanasan dan mengakrabkan
diri dengan lingkungan sekitar sekaligus mempraktikkan ketrampilan Anda dengan
santai.
11. Dekati
kelompok yang lebih kecil. Ini akan mempermudah Anda untuk memperkenalkan diri
dan melibatkan diri dengan tiap invidividu.
12. Kenali
lebih jauh orang yang tengah bersama Anda dan bersiaplah untuk memberikan
setiap informasi, kontak, dll. Mungkin ini akan berguna bagi mereka.
13.
Mintalah
kartu nama mereka agar Anda bisa:
·
Mengingat
nama mereka
·
Mencatat
siapa lawan bicara Anda dan bagaimana menghubungi mereka
· Menggunakan
bagian belakang kartu untuk mencatat apa yang telah Anda bicarakan, agar ketika
Anda menindaklanjuti, Anda dapat mengingatkan mereka kembali tentang percakapan
Anda
14. Selalu
baca kembali kartu nama mereka untuk memastikan seluruh informasi yang relevan
untuk menghubungi mereka tercantum di sana
15. Jika Anda
berencana menghubungi mereka lagi di masa yang akan datang, minta izin untuk
menghubungi mereka lagi
16.
Tip ampuh
untuk menghadapi “situasi sulit”
· Jika
percakapan Anda mencapai akhir yang wajar, atau hanya kurang sempurna, jangan
menyalahkan diri sendiri dan teruskan percakapan. Anda selalu bisa mengatakan
sesuatu seperti, “Senang sekali bertemu dengan Anda. Ada beberapa orang yang
harus saya hubungi, jadi saya permisi dulu.”
· Jika Anda
bertemu dengan seseorang yang pernah Anda temui sebelumnya, tetapi tidak dapat
mengingat namanya, katakan saja, “Halo maaf, namanya siapa ya?” dan sebut lagi
nama Anda kepada mereka.
Cara
Mengemukakan Masalah Anda
Anda telah mengetahui bahwa persiapan adalah kunci bagi keberhasilan dan
strategi berikutnya adalah kerangka yang sangat sederhana tetapi ampuh untuk
percakapan yang menuntu ketegasan. Inilah kerangka DESC.
Describe: Anda melukiskan masalah atau situasi yang membuat
Anda prihatin
Explain: Anda menjelaskan dampak masalah itu terhadap
diri Anda
Specify: Anda menyebutkan keinginan Anda secara khusus
dan apa yang ingin Anda ubah.
Consequences: Anda menjabarkan konsekuensi positif ketika Anda
berhasil meraih tujuan, atau konsekuensi negatif karena Anda tidak berhasil
meraihnya.
Contoh 1: Sosial
D: Anda bilang kita akan bekerja sama untuk
menyelenggarakan pesta ulang tahun John, tapi nyatanya Anda mendahului dan
melakukannya sendiri tanpa berdiskusi dengan saya.
E: Saya ingin Anda tahu bahwa ini telah membuat
saya marah dan merasa diabaikan
S: Saya sadari sudah terlambat untuk mengubah apa
pun kali ini, tapi tahun depan saya harap Anda mengajak saya dalam keseluruhan
perencanaan mulai dari kata “Mulai.”
C: Jika Anda melakukannya, dengan senang hati
saya akan mengambil bagian terbesar dari pembayaran katering. Jika Anda tidak
melakukannya, saya mengira Anda tidak keberatan menanggung seluruh biayanya di
masa depan.
Contoh 2: Pekerjaan
D: Anda telah meminta saya untuk bekerja lembur
selama enam hari dalam dua minggu terakhir ini
E: Walaupun saya senang untuk bekerja lembur sesering ini, tapi ini
mengganggu kehidupan rumah tangga dan anak-anak saya
S: Saya akan terus bekerja lembur, tapi saya
ingin membatasinya tidak lebih dari satu hari dalam seminggu
C: Jika Anda menginginkan waktu lebih dari itu,
maka Anda sebaiknya mencari orang lain yang keluarganya tidak berkeberatan
dengan pekerjaan lembur.
Contoh 3: Mengungkapkan keluhan
D: Dua minggu lalu saya membawa mobil saya kemari
untuk perbaikan setir yang ketiga kalinya dan terlihat jelas dari cara Anda
menanganinya bahwa Anda tidak mampu menyelesaikan masalahnya
E: Saya sangat resah karena hal itu dapat
membahayakan diri saya sendiri dan keluarga saya. Akibatnya, saya tidak dapat
mengendarainya bersama mereka dan itu berarti saya punya masalah serius untuk
mengantarkan mereka kemana-mana
S: Sebaiknya Anda memperbaikinya lagi sekarang,
memecahkan masalahnya dan sementara itu, selagi saya tidak punya kendaraan,
saya harap Anda bisa meminjami saya mobil. Saya harap Anda tidak menarik bioaya
lagi dari saya untuk memperbaiki mobil saya.
C: Berdasarkan perlakuan Anda terhadap saya,
dengan senang hati saya akan meminta jasa Anda untuk seterusnya. Jika Anda
tidak mampu menampung keluhan saya, maka saya akan melapor langsung ke
pabriknya, dan mengeluhkan pelayanan buruk yang Anda berikan kepada saya.
Contoh-contoh di atas mungkin dapat Anda sesuaikan dengan gaya bahwa Anda
sendiri, dan itu tidak masalah. Namun yang terpenting perhatikan polanya.
KOMUNIKASI ASERTIF
Apakah Anda seorang
yang mempunyai kebiasaan berkomunikasi yang asertif? Ahh, asertif? Apa pula itu
yang disebut berkomunikasi secara asertif? Sebelum lebih jauh mari kita simak dulu dua
situasi dibawah ini.
a. Kebanyakan kita berpikir bahwa kita harus menyenangkan hati atau tunduk kepada orang
lain. Jika kita
menentang mereka gelombang kekacauan akan datang.
b. Jika seseorang mengatakan sesuatu yang tidak kita suka atau
bertentangan dengan pendapat kita ,maka kita sebaiknya diam saja. Lalu kita hindari
dan putuskan
komunikasi kita dengan dia.
Jika jawaban Anda
menyetujui dua hal di atas, maka Anda boleh dikategorikan masuk ke dalam
kelompok orang yang kurang/tidak asertif. Maaf untuk mengatakannya terus
terang,. Biasanya dalih yang digunakan pada
umumnya, “kalau kita menentang mereka
apalagi atasan kita, atau istri/suami, bisa kacau kita” Jadi lebih baik
mengalah ‘lah,
mengalah untuk menang.
Komunikasi Asertif
adalah komunikasi dua arah, dengan tegas dan positif mengekspresikan maksud
kita tanpa maksud mengalah ataupun menyakiti orang lain. Asertif bukan berarti
pasif, agresif, ataupun pasif-agresif.
Komunikasi yang
agresif biasanya bertujuan untuk mendominasi dan memenangkan percakapan ataupun
memaksa salah satu pihak untuk mengalah. Memenangkan bisa berarti
mempermalukan, menjatuhkan, dan membuat orang menjadi lemah sehingga tidak
dapat mengekspresikan apa yang menurutnya benar.
Komunikasi asertif adalah kebenaran, menghargai
hak-hak orang lain, berkomunikasi secara efektif, langsung, dan penuh percaya
diri; ataupun bisa juga dikatakan bahwa bernegosiasi untuk menghindari konflik
secara efektif dan ketenangan.
Pada dasarnya, Perilaku dalam Komunikasi dibedakan
menjadi 3 macam, yakni Agresif, Pasif dan Asertif. Anda dapat menjaga
diri untuk selalu bersikap Asertif dan menghindari Perilaku Agresif ataupun
Pasif. Untuk itu Anda dapat mempelajarinya dengan memahami beberapa perbedaan
3 perilaku dalam komunikasi tersebut
1. Agresif
Perilaku dimana Anda
akan mempertahankan Sikap dan Pendapat, tanpa mempedulikan orang lain, dan
menginginkan hasil akhirnya sebagai Pemenang dari Komunikasi yang
terjadi. Sikap dan Perilaku Agresif dicirikan dengan :
1.
Terlalu banyak membuat permintaan
kepada orang lain
2. Terlalu dominan dalam menyuruh dan memerintah orang lain
3. Kontak mata cenderung tegas dan melotot kepada lawan bicara
4. Bahasa tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan
5. Postur tubuh tegang dan cenderung membusungkan dada
6. Ekspresi muka tampak memerah atau menahan emosi
7. Intonasi suara tinggi dan berbicara keras dengan berapi-api.
2. Pasif
Perilaku atau sikap
pasif ibarat Anda selalu menghindari konflik atau konfrontasi dengan lawan
bicara, demi menjaga suasana damai dan tenang. Anda cenderung mengalah
demi kelanggengan hubungan yang telah terjalin, dengan mengorbankan kepentingan
pribadi yang mungkin saja lebih penting daripada hubungan komunikasi
tersebut. Sikap pasif dapat terlihat dari beberapa hal berikut:
1. Tidak mampu membuat permintaan
kepada lawan bicara atau orang lain
2. Cenderung menyimpan keinginan dalam hati dan enggan untuk diungkapkan
3. Tidak mampu berkata “tidak” atau menolak permintaan orang lain, walau
sebenarnya tidak menginginkan permintaan tersebut
4. Menghindari Kontak Mata lawan dan tidak mampu menatap lawan bicara
5. Bahasa Tubuh gugup, salah tingkah, dan tangan cenderung berkeringat
6. Postur Tubuh cenderung bungkuk, lemah atau lemas
7. Muka memerah karena menahan malu atau pucat
8. Berbicara pelan bahkan nyaris tidak terdengar
3. Asertif
Perilaku atau sikap
inilah yang merupakan salah satu tabiat atau perilaku manusia efektif. Anda
tidak mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi pun sebaliknya tidak
semena-mena menahan diri dari intervensi orang lain. Anda mengajak lawan
bicara untuk menemukan kemenangan bersama atau mendahulukan
menang-menang. Perilaku asertif adalah contoh komunikasi efektif yang
berguna dalam pengembangan diri dan profesi Anda. Berikut beberapa indikasi
yang dapat Anda jadikan sebagai petunjuk dalam mengembangkan sikap atau
perilaku asertif, yakni:
1. Mampu membuat permintaan kepada
orang lain dengan cara wajar, tanpa menunjukkan sikap kuasa atau kata perintah.
2. Mampu menolak permintaan orang lain dengan sikap wajar, sopan dan tidak
menyakiti perasaan orang lain dan perasaan diri sendiri.
3. Kontak mata terjadi secara wajar, dengan pandangan yang tenang dan
pantas
4. Bahasa tubuh luwes, tenang dan wajar dengan aura keakraban
5. Postur tubuh tegap, tenang dan rileks
6. Muka tampak berseri-seri, penuh senyuman dan ekspresi wajar
7. Berbicara dengan intonasi sedang, volume suara cukup, dan terasa lemah
lembut.
Jadi jika dalam
suatu percakapan ada suatu hal yang ingin kita sampaikan kepada lawan bicara
kita, namun kita tahu bahwa hal ini nantinya akan menyinggung dia, kita harus
bisa menahannya dan kita bisa mencari waktu yang lebih tepat. Memang betul
kejujuran adalah hal yang penting, namun terkadang kita juga harus bisa
menempatkan kapan sebaiknya informasi itu diberikan. Intinya kita harus
memiliki empati[i] disini,
karena ini merupakan hal penting dalam komunikasi asertif.
Komunikasi asertif
adalah ketika kita dengan tegas dan positif mengekspresikan diri kita. Tanpa
maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Apakah kita harus merasa
tertekan saat menyampaikan isi hati kita? Misalnya dalam situasi, seseorang
meminjam barang atau uang Anda, dia janji mengembalikannya katakanlah dalam
waktu dua minggu. Ternyata setelah dua minggu bahkan 3 minggu dia belum mengembalikannya.
Apakah kita diam, dan berharap dia ingat dan mengembalikannya? Bagaimana kalau
dia tidak ingat-ingat terus? Dan kita pun tetap diam. Jangan-jangan kita
mengumpat dia dalam hati, akhirnya kita menjadi tersiksa. Tentu langkah yang
paling sehat adalah dengan langsung berkata kepada dia, “Saya saat ini membutuhkan buku/uang yang Anda pinjam dua minggu yang
lalu”. Lalu dengarkan responnya.
Keterus terangan
seperti inilah yang disebut dengan Komunikasi Asertif. Namun tolong Anda jeli
akan kata-katanya “ Saya saat ini
membutuhkan buku/uang yang Anda pinjam dua minggu yang lalu”. Bukan dengan
berkata,” Anda koq pura-pura lupa ya
untuk mengembalikan buku atau uang yang saya pinjam?”. Sebab ada dua
perbedaan yang sangat besar dalam kalimat di atas, yang asertif kita mengakatan
“Saya saat ini membutuhkan……Jadi kita menyampaikan atau mengekspresikan
kebutuhan kita. Kalau kalimat yang yang kedua, “Anda koq……” berarti kita
menuduh atau menyerang seseorang. Kalimat kedua ini disebut dengan kalimat
agresif.
Contoh yang lain
misalnya, Anda disodori kopi oleh seseorang ternyata rasanya tidak sesuai
dengan selera Anda, katakanlah kemanisan. Kalu Anda diam dan pura-pura tidak
ada apa-apa, berarti Anda memilih berkomunikasi secara pasif. Selanjutnya Anda
mungkin kapok meminum kopi buatannya. Atau Anda berkata, “Ah kopi yang kamu buat terlalu manis, saya tidak suka”. Nampaknya
kalimat ini netral, tapi ini masuk kategori yang agresif. Dampaknya dia akan
kapok membuat kopi untuk Anda. Kalimat yang paling asertif adalah : “Saya sebenarnya lebih suka kopi yang tidak
terlalu manis”. Dia akan berfikir bahwa dia tidak salah, hanya lidah Anda
saja yang kurang pas. Dia senang, dan lain waktu dia kan berkata “saya akan bikin kopi, maunya gula seberapa
banyak”. Nah hasil komunikasi asertif ini akan membuat hubungan lebih baik.
Yang membuat hubungan kita putus adalah ketika kita dengan diam-diam menjauhi
orang lain karena kita tidak setuju dengan dia, dan kita tidak mau berterus
terang, atau ketika kita sering menyerang orang lain, dan kapok berkomunikasi
dengan kita. Mungkin sebelum kekantor dia sudah berdoa dari rumah supaya tidak
bertemu dengan kita. Hahaha..
Jadi kunci pertama
untuk berkomunikasi asertif adalah “I Message” Sampaikan perasaan, pikiran atau
opini Anda. Tidak ada satu kekuatan pun di dunia ini yang dapat menghambat Anda
untuk mengkomunikasikan diri bukan? Selamat mencoba gaya baru Komunikasi Anda,
komunikasi Asertif.
Sebagai Penutup
Ingat slogan yang saya tulis di awal, Practice makes perfect. Segala hal yang saya tuliskan di sini
hanyalah sebuah pondasi dari sebuah bangunan. Bagaimana cara anda membangunnya,
tergantung dari seberapa jauh anda berusaha dan berlatih. Selama pondasi kuat,
diharapkan bangunan yang dihasilkan juga berkualitas.
Akhir kata, saya mengucapkan selamat berlatih dan semoga anda menjadi
pribadi yang lebih sukses setelah membaca tulisan ini.
[i] Empati
mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja,
melainkan diikuti perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh bila
sahabat kita orangtuanya meninggal, kita sama-sama merasakan kehilangan.
Empati, adalah
melakukan sesuatu kepada orang lain, dengan menggunakan cara berpikir dari
orang lain tersebut, yang menurut orang lain itu menyenangkan, yang menurut
orang lain itu benar. Jadi, apa yang menurut Anda suatu kebaikan, bisa saja
sebenarnya malah mengganggu orang lain.
Menurut
Ubaydillah (2005) empati adalah kemampuan kita dalam menyelami perasaan orang
lain tanpa harus tenggelam di dalamnya. Empati adalah kemampuan kita dalam
mendengarkan perasaan orang lain tanpa harus larut.
Empati adalah
kemampuan kita dalam meresponi keinginan orang lain yang tak terucap. Kemampuan
ini dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita
dengan orang lain (connecting with). Selain itu Empati merupakan salah satu
kunci keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi dengan coba memahami
suatu permasalahan dari sudut pandang atau perasaan lawan bicara. Melalui
empati, individu akan mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai
suatu permasalahan. Memahami orang lain akan mendorong antar individu saling
berbagi. Empati merupakan kunci pengembangan leadership dalam diri individu.
Comments
Post a Comment