1.
Berbicara Harus Menatap Lawan Bicara
Yang harus anda perhatikan
ketika berbicara adalah konsentrasikan diri anda sepenuhnya kepada lawan
bicara. jangan melihat ke arah lain sehingga membuat lawan bicara tersinggung.
Menatap lawan bicara sungguh-sungguh (bukan mendelik/melirik) termasuk etika
berbicara yang baik. Obyek anda adalah lawan bicara bukan yang lain.
Jika anda termasuk orang yang malu atau takut untuk menatap mata lawan bicara,
salah satu cara alternatif yang bisa anda gunakan adalah tatap batang lekukan
hidung di antara kedua mata lawan bicara anda.
Jangan berpaling atau
meninggalkan lawan bicara anda
ketika anda sedang tengah berkomunikasi
dengannya. Kita sendiri juga
pasti tersinggung jika ada orang lain mengajak bicara tiba-tiba memutar
hidungnya ke tempat lain. Mau menanggapi bicaranya saja sebenarnya sudah harus disyukuri,
jangan malah berpindah hati.
Apabila anda mendapat panggilan telepon di tengah perbincangan dengan
orang lain, maka matikan handphone anda untuk menghargai lawan bicara anda.
Apabila telepon yang masuk dirasa darurat/mendesak, maka mintalah maaf dan izin
dari lawan bicara anda untuk mengangkat telepon tersebut.
Bicara itu bukan hanya dengan
mulut, tetapi juga dengan hati dan seluruh tubuh kita kecuali kalau kita
berbicara melalui telepon. Ketika berbicara usahakan seluruh gerak tubuh kita
mengarah ke lawan bicara sehingga kita tahu bagaimana reaksi lawan bicara
ketika membalas apa yang kita ucapkan. Kalau pandangan kita beralih ke tempat
lain, kita tahu apakah lawan bicara tulus dengan ucapannya atau tidak. Bisa
jadi lawan bicara bilang setuju tetapi mimik wajahnya dan kita tahu karena
pandangan kita tidak tertuju kepadanya.
Pada saat berbicara semestinya
kita sudah mempersiapkan mental kita sepenuhnya. Karena yang kita hadapi adalah
manusia yang mempunyai perasaan, bisa senang dan susah, bisa tersinggung dan
marah-marah. Oleh sebab itu, baik itu mimik maupun mata kita harus menampakan
wajah yang bersahabat dan sungguh-sungguh.
Comments
Post a Comment