BERTAPA atau melakukan segala usaha penekanan terhadap NAFSU adalah usaha yang sia-sia dan palsu belaka, karena tidak mungkin akan berhasil selama di dalam dirinya masih berkecamuk NAFSU itu sendiri.
Penekanan atau represi hanya akan menghentikan timbulnya NAFSU yang hanya sementara waktu saja. Bukan berarti NAFSU itu telah mati, melainkan tetap ada. Sewaktu-waktu jika penekanannya berkurang maka akan MELEDAK, NAFSU yang selama ini ditahan-tahannya. Ibarat api dalam sekam, sewaktu-waktu dapat membakar.
Mengapa? karena yang menekan NAFSU ini pun sesungguhnya adalah NAFSU sendiri dalam bentuk/nama lain yang kita berikan kepadanya. KEINGINAN tidak mungkin dilenyapkan dengan lain KEINGINAN, karena hanya akan menjadi lingkaran setan yang tak kunjung putus.
Apa artinya BERTAPA di tempat yang sunyi, meninggalkan masyarakat agar tidak melihat lagi wanita dan timbul nafsu birahi kalau nafsu birahi itu sendiri masih bercokol dalam hati/batin?
Sebaliknya, biarpun hidup di antara seribu wanita cantik, kalau memang tidak ada nafsu birahi di dalam hatinya yang bersih, pasti tidak ada gangguan di dalam batin.
Jadi yang terpenting bukanlah pelarian, bukan mencari pelarian atau melarikan diri dari segala macam NAFSU. Melainkan membebaskan diri dari NAFSU BIRAHI.
Kebebasan ini hanya dapat terjadi apabila kita mengenal benar diri kita sendiri, mengenal NAFSU BIRAHI yang membakar kita. Dan tidak mungkin kita dapat mengenal tanpa kita mempelajari, mengawasi dan mengamati dengan seksama tanpa usaha untuk menundukkannya. Dengan pengamatan ini maka segala akan tampak jelas, segala akan kita kenal dan dari pengamatan timbul pengertian, dari pengertian akan muncul suatu tindakan yang berlainan sama sekali dari tindakan palsu pelarian.
Bu Kek Sian Su
Ko Ping Ho
Comments
Post a Comment