Pagi ini mungkin Anda melihat orang-orang di sekitar Anda tertera tanda salib dari debu di dahi mereka. Mereka yang tidak tahu, pasti akan bertanya-tanya, "Apa sih itu?? Belum mandi kali yaaa...??"
Rabu Abu dalam tradisi Gereja Katolik adalah permulaan dimulainya masa PraPaskah dengan berpuasa dan berpantang untuk menyiapkan diri saat menyambut kebangkitan Kristus. Apakah perlu kita berpuasa dan berpantang? Nanti kalau jadinya sakit bagaimana? Kalau masuk angin kan repot.
Sebenarnya puasa dan pantang dalam Gereja Katolik itu cukup mudah tapi lumayan menantang juga. Jika di agama lain ada waktunya sahur dan buka puasa, kalau di Katolik tidak main yang begitu-begituan. Aturan PUASA di Katolik: makan sekali kenyang saja. Bukan berarti selama puasa ada makan-makan lain yang tidak begitu kenyang. Itu bukan puasa namanya, tapi makan sekali kenyang diiringi dengan cemilan-cemilan.
Jadi cukup makan sekali saja dalam sehari dan boleh minum air putih, bukan minum kopi, susu atau jus buah ya. Puasa ini wajib ketika RABU ABU dan JUMAT AGUNG. Dan ditengah-tengahnya kita diwajibkan berpantang.
Aturan PANTANG, berarti TIDAK melakukan apa yang biasa kita gemari. Misalnya pantang jajan, daging, rokok, gosip, ngemil, shopping, atau apapun juga yang kita sukai. Kemudian uang yang seharusnya kita habiskan untuk kesenangan-kesenangan itu kita sumbangkan ke kotak APP (Aksi Puasa Pembangunan) yang uangnya dikumpulkan dan dikelola oleh KEUSKUPAN untuk membantu sesama yang membutuhkan. Kalau uang-uang yang kita sisihkan tersebut kita kumpulkan dan kita tabung itu bukan gerakan PANTANG, itu namanya main arisan. Jadi Pantang pun harus ada buahnya.
Lalu kenapa juga harus ABU yang dioleskan di dahi? Nanti malah kena alis yang baru disulam lagi..
Jadi ABU ini untuk mengingatkan kita, bahwa kita ini berasal dari debu dan tanah, Kita bukanlah siapa-siapa macam lagu "Hanya debulah aku, di alas kakiMu Tuhan.." Dengan kata lain simbol ABU mengingatkan bahwa kita ini hanya setetes air di lautan, maka jangan menyombongkan diri, bermegah, apalagi memuliakan diri sendiri. Kesombongan bukanlah gaya kita. Jadi hendaknya rendah hati selalu, tidak mencari nama atau pujian, melainkan selalu kebesaran Tuhan. Kalau para Yesuit bilang Ad Maiorem Dei Gloriam (Demi Kemuliaan Tuhan yang lebih tinggi), bukan Ad Maiorem GUE Gloriam.
Singkat kata, puasa dan pantang itu sebenarnya perlu ga sih? Untuk apa kita mengikuti tradisi kuno yang sudah ketinggalan jaman itu? Puasa dan pantang itu sebenarnya bukan yang terpenting karena itu hanya sarana. Jadi puasa dan pantang itu menjadi tempat latihan kita untuk menempa ROH kita menjadi lebih murni dan kuat, tidak mudah jatuh dalam goda dan dosa. Karena DAGING itu dapat melemahkan ROH kita. Ketika kita bisa menaklukkan kedagingan kita sendiri, ROH kita semakin bertumbuh.
Jadi kalau sedang berpuasa dan berpantang, tapi keluar dari parkiran mobil sudah menekan klakson dan memaki-maki pengemudi lain, itu namanya samjuhong a.k.a sama juga bohong. Jadi ingatlah ketika Anda berpuasa dan berpantang, jadikan ROH anda lebih kuat dengan mengisi hari Anda melalui kebaikan-kebaikan namun tetap Rendah Hati.
Susah? tergantung.. Mudah? Engga juga.. Ya susah-susah gampang 'lah. Hahaha....
Selamat menempa ROH Anda... Caiyoo!!
Y.L. Indra Kurniawan
Comments
Post a Comment